TOP NEWS

Top

Terima Kunjungan Pangdam dan Kapolda, Wali Kota Laporkan Sinergitas Penanganan Covid-19 di Samarinda

Terima Kunjungan Pangdam dan Kapolda, Wali Kota Laporkan Sinergitas Penanganan Covid-19 di Samarinda

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Wali Kota Samarinda, Dr H Andi Harun menerima kunjungan Panglima Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman, Mayjen TNI Heri Wiranto dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kaltim, Irjen Pol Herry Rudolf Nahak di Anjungan Karamumus Balai Kota, Selasa (13/7/2021) siang. Pada kesempatan tersebut, Wali Kota melaporkan perkembangan terakhir situasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Samarinda. Ia menyadari Kota Samarinda sebagai ibu kota Provinsi Kaltim dengan jumlah penduduk terbanyak, sangat berpotensi menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19 yang sebelumnya telah ditetapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ada tiga kabupaten/kota yakni Kota Balikpapan, Kota Bontang dan Kabupaten Berau.

“Kami melakukan pergerakan cepat mengantisipasi situasi agar kami bisa merencanakan pengendalian. Kami melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri dalam penugasan di lapangan, melakukan pemetaan kira-kira potensi permasalahan Covid-19 dan penyebarannya di Samarinda, kemudian langkah antisipasi yang dapat kita lakukan secara terukur dan sistematis agar Samarinda bisa tetap terjaga dari situasi Covid-19 serta penyebarannya dapat tetap dikendalikan,” ucap Andi Harun.

Tiga hari terakhir ini lanjut Andi Harun, Kota Samarinda memasuki puncak krusial ketika pihaknya mengupdate data di Balikpapan dan nasional. Sempat terjadi kepanikan sementara karena Bed Occupancy Ratio (BOR) yang tadinya di bawah 50 persen, tiba-tiba melonjak pada angka 90 persen. 


Ia juga melaporkan kurva epidemik per 11 Juli 2021 bahwa puncak pandemik gelombang ke-4 di bulan Juli 2021 lebih tinggi daripada puncak pandemik gelombang ke-3 di bulan Februari 2021, dengan jumlah kasus minggu pertama bulan Juli 2021 sebanyak 1.400-an kasus dalam satu minggu. Menurutnya, jumlah penemuan kasus yang sangat tinggi d awal bulan Juli 2021 dikarenakan jumlah tes spesimen Rverse-Tanscriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang mencapai 11.000 tes dalam satu minggu yang keluar hasil RT-PCR dalam 2 sampai 3 hari.

“Penemuan kasus yang tinggi dan hasil lab RT-PCR yang cepat keluar hasil labnya, meningkatkan jumlah kasus isolasi mandiri sebesar 70 persen dari total kasus aktif. Peningkatan kasus yang tinggi meningkatkan BOR rumah sakit mencapai 90 persen pada minggu pertama bulan Juli 2021 dengan jumlah kasus sebesar 6,41 persen dengan batas titik kritis 7 persen maksimal untuk Kota Samarinda,” ungkapnya.

Untuk perkembangan vaksin, Andi Harun menyampaikan telah memvaksin sebanyak 159.692 dosis vaksin. Kemudian sejak bulan Juni hingga Juli 2021, telah dilakukan percepatan vaksinasi sebagai antisipasi di gelombang ke-4 pandemi.

“Kalau boleh dikatakan, Kota Samarinda merupakan salah satu daerah tercepat mengakselarasi vaksin di semua tingkat golongan dan kita sekarang juga sudah memasuki golongan vaksin tingkat remaja. Karena dalam temuan kasus terakhir di puncak ke-4 ini, virus varian baru menyerang secara efektif masyarakat atau penduduk usia 50 tahun ke bawah,” ucapnya.

Upaya Satgas pada sektor kesehatan tambah Andi Harun, yakni meningkatkan jumlah testing dan tracing dengan mendistribusikan 500 rapid antigen ke seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit dan mendistribusikan 10 bahan RT-PCR ke masing-masing Puskesmas dan 50 bahan ke masing-masing Rumah Sakit. Juga menambahkan satu Puskesmas Karantina di Kecamatan Sambutan yakni Puskesmas Makroman. Berikut meningkatkan kapasitas tempat tidur di seluruh Puskesmas Karantina serta pelaksanaan program Doctor On Call di 10 kecamatan.

“Untuk kesiapan bed (tempat tidur, Red) rumah sakit sebanyak 305 bed dan 138 bed Puskesmas yang bisa dimaksimalkan hingga 230 bed. Kemudian untuk menyikapi hal terburuk pandemi,  kami juga akan memaksimalkan RSUD IA Moeis yang hingga hari ini masih menampung dan menerima pasien non Covid-19. Jika sewaktu-waktu diperlukan, maka seluruhnya dialihfungsikan menjadi menjadi pusat penanganan Covid-19. Sementara pasien non Covid-19 akan dialihkan ke rumah sakit lain. Tapi semoga saja hal terburuk itu tidak sampai terjadi di Kota Samarinda,” harap Wali Kota. (FER/HER/KMF-SMD)