04 Januari 2021
5391
Pemkot Samarinda Akhirnya Putuskan Sekolah Tatap Muka Ditunda
SAMARINDA. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mematangkan
persiapan Sekolah Tatap Muka 11 Januari mendatang. Kendati hasil survey
menyatakan 86 persen orang tua setuju dengan proses pembelanjaran tatap muka,
tetapi melihat kondisi persentasi angka kasus penularan Covid-19 di Samarinda
cenderung naik turun.
Padahal hasil rapat Walikota Samarinda, Syaharie Jaang
bersama kepala sekolah (Kespsek) TK, SD, SMPN bulan lalu sempat disepakati,
jika proses pembelajaran mengikuti persentasi tingkat kerawanan penularan di
masing-masing kecamatan. Dimana untuk wilayah kecamatan yang masih terdeteksi
zona merah jelas dia, Diknas tidak merekomendasikan untuk melakukan
pembelajaran tatap muka, sedangkan zona kuning 50 persen dan zona orange hanya
boleh melakukan pembelajaran sebesar 25 persen berdasar jumlah pelajar di
sekolah.
“Tetapi melihat kondisi hingga hari ini kesimpulan adalah
pembelajaran tatap muka sementara kita tunda dulu,” kata Walikota ketika
memimpin rapat koordinasi terkait pembelajaran tatap muka, Senin (04/01) pagi
di rumah jabatan Walikota.
Ia mengatakan kebijakan ini dilakukan berdasar hasil
kesimpulan bersama dengan melibatkan DPRD Kota Samarinda, Kepala Dinas
Pendidikan, Kepala Dinas Kominfo dan unsur dari BPBD, serta Dinas Kesehatan
Samarinda. Kendati keputusan untuk menunda, tetapi sambung Walijota ia meminta
kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan survey terhadap sekolah yang berada di
luar lingkar Samarinda seperti Berambai, Loa Kumbar, Bantuas dan Pampang.
Jika memungkinkan, pola pembelajaran tatap muka bisa kita
lakukan lebih dulu di sekolah yang dimaksud tadi. Karena menurut Jaang resiko
penularan Covid-19 dikawasan tersebut sangat rendah. Mengingat interaksi sosial
para pelajarnya juga tidak seluas siswa yang tinggal di perkotaan belum lagi
masalah perangkat teknologi untuk melakukan sekolah daring juga terbatas.
“Jadi tidak menutup kemungkinan pola belajar tatap muka di
sekolah hanya bisa kita lakukan pada sekolah di kawasan luar Kota Samarinda.
Tetapi juga dengan mempertimbangan berbagai hal seperti protokol kesehatan
sekolah dan tinggal gurunya dimana dulu, kalau di zona rawan kita rekomendasi untuk
swab antigen dulu sebelum mengajar,“ pintanya.
Intinya sambung Walikota, keputusan bersama yang disimpulkan
tadi dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan pelajar di Samarinda.
Karena menurutnya tidak ada kelompok umur yang paling aman terhadap penularan
Covid-19. Apalagi hasil data Dinas Kesehatan menyatakan ada sebanyak 480 kasus
Covid-19 yang tertular pada usia 0-17 tahun dari rentan bulan Maret hingga
Januari. (cha/kmf-smd)