TOP NEWS

Top

TPID Samarinda Ikuti Rakor Bersama Mendagri; Inflasi Menurun, Kenaikan Harga Bawang Patut Diwaspadai

TPID Samarinda Ikuti Rakor Bersama Mendagri; Inflasi Menurun, Kenaikan Harga Bawang Patut Diwaspadai

SAMARINDA.KOMINFONEWS – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda kembali mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang langsung dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian melalui platform daring, Zoom Meeting, Senin (22/4/2024).

TPID Kota Samarinda yang dipimpin bersama Staf Ahli Sekretariat Daerah kota Samarinda Isfihani dan Kepala Bagian Ekonomi Yuyum Puspitaningrum mengikuti Rakor di ruang Sembuyutan gedung Balaikota Samarinda.

"Perkembangan Inflasi Nasional Tahun ke Tahun (Maret 2024 terhadap Maret 2023) berada pada angka yang relatif terkendali yaitu 3,05%. Meskipun, angka ini naik dari sebelumnya yakni 2,75%, namun angka ini masih dalam batas toleran karena pemerintah pusat menargetkan 2,5% plus minus 1%, sehingga jaraknya berada antara 2,5%-3,5%," ucap Tito dalam kata pengantarnya.

Namun ungkap Tito, untuk Inflasi Bulan ke Bulan perlu diwaspadai, sebab pada bulan Februari-Maret 2024 kenaikannya sangat tinggi yakni di angka 0,52%. Adapun dari Desember 2023-Maret 2024 inflasi berada pada angka 0,93%.


“Angka inflasi nasional kita adalah hasil pekerjaan pemerintah pusat dan hasil pekerjaan akumulasi semua pemerintah daerah. Oleh karena itulah, semua daerah sekali lagi saya tekankan tolong untuk betul-betul menjaga tingkat inflasi masing-masing dan rumus-rumusnya sudah pernah kita sampaikan,” ujarnya.

Dalam rakor tersebut, Tito menegaskan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan strategi pengendalian inflasi yang efektif.

"Melalui rapat koordinasi ini, kita dapat saling bertukar informasi, pengalaman, dan strategi dalam menghadapi tantangan pengendalian inflasi di tingkat daerah, dan diharapkan kepada pemerintah daerah yang masuk daftar inflasi tinggi agar segera diatasi dan dicarikan solusinya," pintanya.

Tito mengingatkan agar inflasi perlu terus dipantau dan diwaspadai setiap bulannya. Hal ini untuk mengantisipasi potensi lonjakan inflasi yang dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.


Sementara dalam paparannya Plt Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pasca Idul Fitri ini harga beras dan minyak mulai turun. Sedangkan untuk komoditas bawang merah mengalami kenaikan harga, begitu pula dengan bawang putih namun tidak setinggi bawang merah.

"Untuk harga beras berangsur turun seiring masuknya periode panen raya bulan Maret sampai April. Untuk bawang merah, bawang putih, serta daging ras ayam dan daging sapi harganya perlu diwaspadai karena terjadi peningkatan," jelasnya.

Amalia juga menjelaskan, secara historis inflasi selalu terjadi di momen Idul fitri. Selain komoditas makanan, komoditas paling tinggi dan sering memberi andil pada inflasi saat Idul fitri adalah transportasi. Yakni tarif angkutan udara serta angkutan antar kota.

Diakhir Rakor, Isfihani kepada TPID kota Samarinda yang menghadiri Rakor tersebut menyampaikan bahwa dari sebelumnya inflasi 3,4 persen sekarang turun menjadi 2,84 persen. “Kita masuk 10 besar,” katanya.

Ia mengatakan sesuai arahan dari rakor tadi, agar di daerah patut mewaspadai kenaikan harga bawang merah dan bawang putih yang terjadi di kota Samarinda.(DON/KMF-SMR)