TOP NEWS

Top

Kumpulkan Pejabat, Andi Harun Evaluasi Penanganan Banjir di Kota Samarinda

Kumpulkan Pejabat, Andi Harun Evaluasi Penanganan Banjir di Kota Samarinda

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun melakukan evaluasi penanganan permasalahan banjir di Kota Samarinda. Hal ini dilakukan untuk melihat progres maupun capaian yang telah dilakukan OPD terkait dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Evaluasi yang digelar di Ruang Rapat Wali Kota Samarinda Lantai II Balaikota, Rabu (07/07/2021)  ini juga dihadiri Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi, Sekretaris Daerah Kota Samarinda Dr H Sugeng Chairuddin, Asisten II Sekretariat Kota Samarinda Nina Endang Rahayu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Samarinda Hero Mardanus, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda Nurrahmani, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(Bappeda) Kota Samarinda Ananta Fathurrozi.

Solusi berjangka pendek, menengah dan panjang dijelaskan didalam rapat tersebut. Secara umum Wali Kota mengatakan setiap terjadi banjir termasuk saat terjadi curah hujan tinggi maka ia meminta semua OPD terkait untuk melakukan pengadministrasian berapa titik banjir pada saat itu. Menurutnya reaksi quick response terhadap setiap adanya banjir seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, ketika diadakan rapat evaluasi semua data yang diminta sudah lengkap.


“Yang jangka pendek segera saja langsung dibuatkan schedule (jadwal) kapan dilaksanakan, nanti akan saya minta kembali pada waktu yang cukup untuk kita evaluasi apa yang akan dilakukan dalam penanganan jangka pendek yang pada hari ini telah dipaparkan, misalnya normalisasi saluran drainase, hampir semua Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) tadi ada program ini, dan ini bisa dilakukan secara jangka pendek dan kita juga nanti akan liat hasilnya, kita optimis jangka pendek ini akan mendatangkan hasil,” ucap Andi Harun.

Sementara untuk yang bersifat jangka panjang dan menengah, ia perintahkan PUPR dan Bappeda untuk merencanakan hal yang paling realistis dan yang paling mampu untuk dilaksanakan terlebih dahulu.  Menurutnya skema atau skenario terhadap kebutuhan tersebut direncanakan sejak saat sekarang.

“Realistis yang saya maksud adalah apa yang kira-kira kita ingin buat di 2022, kalau tidak bisa 3, setidaknya kita bisa fokus pada 1 titik, kita semua menyadari bahwa untuk melaksanakan jangka menengah dan panjang tentu tidak bisa sekaligus akan tetapi kita harus melihat mana yang kira-kira paling fokus untuk kita selesaikan, Jalan Jakarta kita coba push Provinsi menangani di tahun 2022, kemudian polder kita push bagaimana Badan Wilayah Sungai (BWS) paling tidak ditahun depan juga bisa menangani dan dibuatkan programnya oleh mereka, dan kita (Pemkot) apakah Jalan pasundan atau Antasari bisa kita fokuskan diantaranya untuk selesai tahun depan, kita cicil, karena untuk menyelesaikan semuanya kita masih terbatas soal anggaran,” ungkapnya.


Sebelumnya, beberapa titik kawasan banjir mendapat evaluasi oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, dimana kawasan Jalan Antasari, Juanda dan Suryanata dijelaskan oleh Sekretaris Dinas PUPR Desi Damayanti faktor penyebabnya yakni adanya pembukaan lahan di daerah hulu dan sedimentasi pada saluran drainase yang cukup tinggi dengan rencana penanganan diantaranya normalisasi saluran drainase (jangka pendek) dan peningkatan polder Gang Indra (jangka menengah) serta pembangunan kanal di Antasari (jangka panjang).

Untuk kawasan Jalan Pasundan dan Merbabu lanjut Desi faktor penyebabnya selain kapasitas saluran tidak mencukupi, sedimentasi pada saluran drainase juga dilaporkannya cukup tinggi. Untuk program jangka panjangnya direncanakan pembangunan sistem drainase Jalan Pasundan ke Sungai Mahakam dan peningkatan sistem drainase untuk jangka menengah serta normalisasi drainase untuk jangka pendeknya.

Kasus yang sama juga ada pada kawasan Siti Aisyah Raudah dengan faktor yakni sedimentasi yang cukup tinggi serta kapasitas saluran yang tidak mencukupi, sementara banjir pada kawasan Jalan Rapak Indah dan M Said, selain sedimentasi pada saluran drainase dan pembukaan lahan, Desi menyampaikan ada penyempitan Sungai Karang Asam besar akibat pemukiman warga, oleh itu normalisasi dan penurapan Sungai Karang dirasa perlu dilakukan pada rencana penanganan jangka panjang.

Daerah Jalan Jakarta Loa Bakung dilaporkan adanya penyempitan badan Sungai Kemuning dan Sungai Loa Bakung, kemudian kawasan H A M Rifaddin, Simpang Lembuswana, Jalan Basuki Rahmat – Agus Salim serta Jalan A W Syahranie – Wahid Hasyim faktor penyebabnya dilaporkan sama-sama mengalami kapasitas saluran yang tidak mencukupi. (FER/DON/KMF-SMD)