01 Maret 2021
4246
Andi Harun: Tak Masalah Anggaran Habis, Asalkan Program Menyentuh Masyarakat

SAMARINDA. Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyebut semua
program kerja Pemkot Samarinda di era kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota
(Wawali) Rusmadi harus benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat banyak.
Semua program kerja dari segenap Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) menurut dia, harus menyentuh pada kesejahteraan dan menjadi jawaban atas
permasalahan yang dihadapi selama ini. Termasuk dalam hal penanganan pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang belum juga melandai sampai saat ini.
“Saya tidak masalah kalaupun nanti anggarannya habis
digunakan, asalkan benar-benar menyentuh masyarakat. Saya tegaskan, jangan satu
rupiahpun dikucurkan tapi tidak menyentuh substansi penanganan Covid-19,” kata
Wali Kota saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Program Penanggulangan
Covid-19 bersama segenap OPD terkait di Balaikota, Senin (1/3/2021) pagi.
Menurut dia, semua program kerja beserta anggaran dikucurkan
tidak hanya sekadar dipertanggungjawabkan secara laporan administrasi. Tetapi
lebih dari itu, merupakan tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Karena
itu, Andi Harun yang baru saja dilantik Jumat (26/2/2021) lalu itu meminta agar
dilaporkan terkait program penanganan Covid-19 di Kota Samarinda selama ini.
Terutama soal program yang sudah berjalan selama ini, agar menjadi bahan
pijakan untuk melaksanakan program ke depan. Terkhusus dalam 100 hari masa
kerja dirinya bersama Rusmadi.
“Soal 3T (Testing, Tracing, Treatment) apakah selama ini
sudah berjalan dengan baik ataukah seperti apa? Sudah berapa banyak anggaran
yang sudah dikucurkan selama ini untuk kepentingan itu, dan apakah membawa
dampak prositif ataukah tidak? Ada ataukah tidak efeknya? Sehingga kita bisa
melihat berapa anggaran yang tersisa, dan apa yang yang harus kita lakukan ke
depan,” ungkap Andi Harun dalam arahannya.
Ia mencontohkan seperti program penyemprotan disinfektan ke
lingkungan masyarakat serta pengadaan infrastruktur lainnya untuk menunjang
upaya penanganan Covid-19 di kota ini. Semua itu harus ditinjau dan dievaluasi
agar ke depan penanganannya bisa menyentuh masyarakat dan menjadi jawaban atas
penyelesaian permasalahan yang dihadapi selama ini.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim ini juga mengakui, belakangan
kerumunan masyarakat di sejumlah lokasi publik kian ramai. Termasuk tempat
nongkrong. Karena itu, ia memastikan ke depan penegakan protokol kesehatan akan
lebih diperketat dengan cara mengintensifkan kegiatan operasi yustisi di
lapangan.
Semisal warung kopi yang biasanya dengan kapasitas empat
meja, dikurangi hanya menjadi dua meja demi menjaga jarak. Juga wajib memakai
masker bagi semua pengunjung. Kemudian pemilik usaha juga wajib menyiapkan hand
sanitizer.
“Saya tahu, kebijakan soal penegakan protokol kesehatan ini
adalah kebijakan yang tidak populer bagi masyarakat yang akan dirazia nanti.
Semoga semua masyarakat suatu saat nanti bisa sadar bahwa semua ini kita
lakukan demi kepentingan bersama,” ujarnya yakin.
Sementara Wawali Rusmadi menambahkan, karena Covid-19 sudah
menjadi bencana bahkan pandemi global, sehingga penangannya juga harus
dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif.
Ia berharap agar penanganan Covid-19 harus benar-benar
menyentuh permasalahan sesungguhnya.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda, Sugeng
Chairuddin menyebut saat ini kasus Covid-19 di Kota Samarinda menembus angka 10.538. Meski begitu,
angka pasien sembuh juga cukup tinggi dibanding tingkat nasional. Kemudian
tingkat kematian akibat Covid-29 juga tergolong rendah dan jauh di bawah angka
nasional.
Namun meski begitu, penanganannya tetap dilakukan secara serius.
Buktinya, di APBD Samarinda 2021 ini juga Pemkot Samarinda tetap menyiapkan
anggaran Rp50 miliar untuk penanganan Covid-19 di kota ini.
“Tapi karena ada surat dari Kemendagri (Kementerian Dalam
Negeri, Red) soal refocusing, sehingga perlu kita lihat kembali,” ungkap Sugeng
di hadapan segenap pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Samarinda.
(her/don/kmf-smd)