TOP NEWS

Top

Pimpin Rapat Masalah Stunting Bersama BKKBN RI, Pemkot Samarinda Punya Social Security Number (SSN)

Pimpin Rapat Masalah Stunting Bersama BKKBN RI, Pemkot Samarinda Punya Social Security Number (SSN)

SAMARINDA.KOMINFONEWS - Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi mengatakan stunting telah menjadi persoalan serius dan sangat kompleks sehingga stunting mendapat perhatian khusus jika tidak ditangani dengan cepat. Maka dampaknya akan membawa akibat serius, bukan saja pertumbuhan fisik dari anak-anak kita, melainkan perkembangan otaknya.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Samarinda telah mempunyai program yakni

Sosial Security Number (SSN) salah satu program prioritas oleh Wali Kota Samarinda Dan Wakil Wali Kota Samarinda.


Kartu SSN ini telah berfungsi untuk mendata masyarakat miskin yang telah di verifikasi dan validasi untuk menjadi data base sementara sebanyak 41,95 sampai ada pendataan ulang.

"Karena kalau kita bekerja tanpa data, pasti kerja kita ini tidak efektif. Saya melihat bahwa pendataan keluarga ini dilakukan setiap tahun, artinya kita sudah punya data keluarga. Semua sudah ada tinggal kita melakukan aksi nyata," Kata Rusmadi.

Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Samarinda, Rusmadi mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab stunting adalah kehamilan dan kelahiran di bawah usia 20 tahun. Hal ini menjadi PR besar bagi BKKBN yang merupakan indikator kinerja utama lembaga tersebut. Beliau berharap bahwa dengan pencegahan dan intervensi yang tepat, angka stunting di Kota Samarimda bisa turun secara signifikan.


"Jadi kita kan lebih baik mencegah daripada kalau sudah terlanjur stunting itu lebih susah lebih banyak biaya," Ungkap Wawali.

Sementara itu PKB Ahli Utama BKKBN, Dwi Listyawardani mengatakan langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan semua balita terukur dan terpantau kondisi gizinya. Dengan begitu, pemerintah daerah bisa memetakan lokasi dan sasaran intervensi yang tepat. Selain itu, data pendataan keluarga juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi keluarga resiko stunting.

"Jadi kita awali dari situ dulu. Nah mudah-mudahan dari situ kita bisa memetakan, selain pemetaan keluarga resiko stunting dari data pendataan keluarga, kita tahu anak stunting itu di mana, maka intervensi itu nanti akan tepat sasaran." Pungkasnya. (BAR/KMF-SMR)