16 Juni 2023
2391
Audiensi dengan Wawali, Kagama Tawarkan Proyek Sosial Desa Inklusif dan Desa Data
SAMARINDA.KOMINFONEWS - Wakil Wali Kota Samarinda Dr Rusmadi menerima langsung audiensi Pengurus Daerah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kaltim yang menawarkan proyek sosial alias tanpa anggaran pemerintah daerah kota Samarinda dengan program Desa Inklusif dan Desa Data.
Diterima di ruang kerja wakil wali kota Samarinda di Balaikota Samarinda, Kamis (15/6/2023), Kagama langsung dipimpin ketua Kagama Kaltim Fauzul Idhi, Wakil Ketua Bidang I Sulastri dan Seno Adi K.
Dalam paparannya, Didi—biasa Fauzul disapa menjelaskan program Desa Inklusif yang telah diterapkan di beberapa daerah bahkan diluar Kaltim dengan dana donatur dan juga dari pusat berupa pembinaan, pelatihan dan pendampingan seperti budidaya anggur khusus ibu-ibu janda, budidaya bambu menjadi eco wisata yang telah dilaksanakan di Bali, Lombok dan Balikpapan, budidaya kopi, ecoprint academy hingga gerakan memanen air hujan.
Rusmadi sendiri merespon positif apa yang ditawarkan dari Kagama melalui program-programnya tersebut.
“Ini menarik, artinya persoalan Samarinda ini perlu mendapat sentuhan program yang ditawarkan tadi. Seperti persoalan banjir, persoalan sebagai kota jasa, perdagangan dan yang terkait IKN. Tentu perlu antisipasi, kemudian membuat Samarinda ini sebuah kota yang aman dan nyaman bagi warga,” kata Rusmadi.
Rusmadi menyebutkan terkat dengan persoalan banjir, ini terkait dengan budidaya kopi, anggur, bambu, gerakan memanen air hujan, yang akan dicoba dihubungkan.
“Rata rata pilot project untuk menjadikan sebuah kampung seperti yang kita harapkan tadi, kalau dikaitkan dengan persoalan banjir yang dihadapi Samarinda mungkin kita lebih melirik ke Samarinda Utara,” katanya.
“Untuk gerakan memanen air hujan betul ini, saya pernah hadir di wilayah Lempake. Waktu itu saya semangatnya untuk menahan beban lahan saat hujan, belum lagi untuk kebutuhan rumah tangga. Selain Lempake ada juga di Sindang Sari dukungan dari Proklim oleh kementerian kehutanan dan Lingkungan Hidup,” ungkap Rusmadi lagi.
Kemudian Rusmadi mengemukakan bahwa diskusi nanti lebih mengarah kesana, membantu menyelesaikan banjir dan bisa dilakukan banyak hal. Terkait anggur, kemudian bambu, kopi, konteksnya bisa menjadi desa wisata apalagi ini kemudian arahnya ke bantaran sungai. “Nanti kami coba lakukan diskusi di internal pemkot. Terutama terkait bantaran sungai. Sehingga apa yang ditawarkan Kagama ini saya kira baik untuk menata kelurahan yang kemudian dekat Sungai Karang Mumus yang bisa dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, bukan saja aspek untuk pengendalian banjir tetapi juga aspek ekonominya dapat, aspek wisatanya baik dan ini pendekatannya pendekatan inklusif. Karena kalau berbicara wisata bicara bisnis tidak harus untuk tujuan orang berduit pemodal, tetapi dengan konsep ini, ruang bagi masyarakat untuk berusaha menjadi terbuka,” tandasnya.
Selain bantaran sungai, sebut Rusmadi juga di waduk. Waduk ini menurutnya kunci utama masalah banjir dan menawarkan untuk rileks. Dimana waduk ini sangat menarik untuk wisata. “Jadi jika pendekatan ini bisa kita arahkan ke sana. Yang jelas segera kita bahas di internal dan dalam waktu dekat bisa memulai kerjasama,” pungkas Rusmadi.(DON/KMF-SMR)