TOP NEWS

Top

Stok Pangan Aman, Warga Diimbau Tidak Panic Buying

Stok Pangan Aman, Warga Diimbau Tidak Panic Buying

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama sejumlah instansi terkait menggelar inspeksi mendadak (sidak) bahan pokok penting (bapokting) menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Rabu (11/12) kemarin. Kegiatan sidak yang dipimpin Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kota Samarinda, Marnabas Patiroy ini diikuti sejumlah perwakilan instansi. Di antaranya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Polresta Samarinda, Dandim 0901, Dinas kesehatan (Dinkes), Satpol PP, Dishub, Dinas Perdagangan (Disdag), Dinas Ketapangtani, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Sidak yang digagas Bagian Ekonomi Pemkot Samarinda ini sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di pasar.


Berdasarkan pantauan ketersediaan dan harga barang, pemerintah menegaskan bahwa stok bahan pokok seperti ikan, minyak goreng, gula, dan beras, dalam kondisi aman dan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga enam bulan ke depan. Stok beras di gudang Bulog mencapai 5.000 ton. Sementara minyak goreng dan gula terpantau stabil di swalayan Loa Janan.

Namun, terjadi kenaikan harga pada bawang merah yang mencapai Rp42.000 per kilogram (kg) dari harga normal Rp32.000. Untuk mengatasi hal ini, Pemkot meminta PT Varia Niaga selaku Perusahaan Daerah (Perusda) untuk menjalin kerja sama dengan daerah pemasok seperti Brebes dan Enrekang guna menambah pasokan.

“Kami bersama tim termasuk dari Kejaksaan dan Kepolisian telah memantau langsung di Pasar Palaran. Untuk bahan pokok lainnya, seperti minyak goreng dan gula, kondisinya aman terkendali,” jelas Marnabas.


Dalam sidak ini, Pemkot Samarinda menekankan pentingnya pengendalian inflasi melalui kolaborasi dengan daerah lain serta memastikan distribusi barang berjalan lancar. Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan panic buying atau pembelian secara berlebihan yang berpotensi menyebabkan kelangkaan.

Selain itu, Pemkot Samarinda juga berkomitmen untuk mengintervensi harga jika terjadi lonjakan signifikan. Tetapi itu hanya pada barang yang harganya sudah melebihi batas normal.


“Kalau harga masih standar, kita biarkan sesuai mekanisme pasar. Jika intervensi dilakukan pada harga yang masih normal, malah berpotensi memicu deflasi,” ujar Marnabas.

Sebagai langkah tambahan lanjut Marnabas, Pemkot Samarinda mengoperasikan mobil inflasi setiap hari Rabu untuk memantau harga dan mendistribusikan barang tertentu yang mengalami lonjakan harga. Mobil ini menjadi salah satu upaya strategis untuk memastikan kestabilan harga di pasar.

Dengan langkah-langkah ini, Pemkot Samarinda memastikan bahwa kebutuhan masyarakat menjelang Nataru dapat terpenuhi dengan harga yang wajar dan stok yang mencukupi. Pemerintah juga terus melakukan pendataan untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan. (IF/HT/KMF-SMR)