TOP NEWS

Top

Kominfo Tampilkan Teater Sandiwara Mamanda di Ajang Samarinda Festival

Kominfo Tampilkan Teater Sandiwara Mamanda di Ajang Samarinda Festival

SAMARINDA, KOMINFONEWS - Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) kembali menampilkan pementasan teater tradisional khas kota ini yang biasa disebut dengan SANDIMA atau Sandiwara Mamanda. Kali ini Sandima turut memeriahkan pangung hiburan Samarinda Festival yang berada di halaman Gedung Olah Raga (GOR) Segiri Jl. Kesumabangsa Samarinda. 

Pertunjukan yang digelar pada Minggu (12/03/2023) sore ini menampilkan Sandima Forum Aktualisasi Seni Tradisional (Format) Kalimantan Timur pimpinan Elansyah Jamhari. 

Mendapat durasi bermain selama satu jam, kelompok seni tradisi ini mengangkat judul "Probebaya Bikin Bahagia" yang dalam ceritanya menyuguhkan drama soal kehidupan masyarakat dengan aneka permasalahannya. Mulai dari soal jaminan kesehatan, penertiban pedagang, hingga mengenai bantuan serta pembinaan pemerintah pada UKM.


Suguhan teater tradisional ini cukup menarik perhatian masyarakat yang sore tadi berkunjung ke arena Samarinda Festival, sehingga waktu pementasan satu jam tidak terasa berakhir. Apalagi dengan didukung oleh ekting para pemain yang rata-rata sudah senior dalam dunia teater membuat pesan-pesan Probebaya yang diangkat dalam pementasan mereka bisa tersampaikan dengan sukses. 

Kepala Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Kota Samarinda, Syamsul Anwar, S.Sos menyampaikan dukungannya pada pelestarian seni Sandima ini. Apalagi menurutnya Sandima merupakan sarana tradisional yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat. 

Diskominfo sebagai OPD yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi dan informasi tidak hanya menggunakan media-media digital dalam melaksanakan tugas dan fungsinya namun juga sarana tradisional. Hal ini selain untuk melestarikan budaya lokal, juga memberikan berbagai pencerahan kepada masyarakat lewat media yang lebih mudah untuk dicerna bahkan dinikmati. 


Menurut Ketua Format Kaltim, Elansyah Jamhari, kehadiran mereka di acara ini adalah dalam rangka turut memeriahkan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Kota dan Pemerintah Kota Samarinda tahu 2023 ini. Sebagai pegiat budaya, Elansyah dan para tokoh teater tradisi ini mengaku sangat senang bisa dilibatkan oleh Pemerintah kota melalui Diskominfo untuk turut berpartisipasi menyampaikan pesan-pesan Pembangunan khususnya Probebaya. 

"Apalagi Program Probebaya ini benar-benar menyentuh langsung dengan kehidupan masyarakat," ujar Elansyah. Dia memuji program Andi Harun-Rusmadi Wongso yang mulai dari perencanaan hingga pengawasannya selalu melibatkan masyarakat Samarinda, sehingga program pembangunan benar-benar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. 


Hal senada diungkapkan oleh Pimpinan Sandima, Muhammad Nurrohim. Pegawai di Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda yang juga praktisi seni ini berpendapat bahwa dalan rangka mewujudkan Samarinda sebagai Kota Pusat Peradaban, maka pembinaan kebudayaan adalah salah satu hal yang sangat penting.

Pembinaan bidang kebudayaan hingga saat ini tampaknya terus dilakukan oleh Pemerintah Kota. Dengan perhatian yang besar ini, tentu harapan mewukudkan Samarinda sebagai Kota Pusat Peradaban akan semakin nyata. 


Sandima atau Sandiwara Mamanda merupakan salah satu kearifan lokal yang tumbuh dan berkembangan di Samarinda. Saat ini masin banyak masyarakat yang tidak tahu, sehingga menyangka bahwa Sandima itu sama dengan kesenian Mamanda yang ada di Kalimantan Selatan. Padahal menurut salah seorang pendiri kelompok Sandima Format Abdillah, bagi yang mengetahui pakem asli Mamanda pasti akan bisa melihat bahwa pakem Sandima sangat berbeda.

"Memang sekilas mirip, padahal mulai dari kostum, musik, hingga tata cara pementasan kami (Sandima Format.red) memiliki pakem yang berbeda dengan Mamanda," jelas Abdillah. Menurut dia perumpamaannya seperti Karate, Kungfu atau Silat, yang mana orang yang tidak mengerti ilmu bela diri mungkin menganggap semuanya sama saja. Padahal jelas-jelas gerak dan jurusnya sangat berbeda.


Beberapa tokoh Format yang sempat diwawancarai Kominfonews menjelaskan bahwa Kesenian Sandima Format Kaltim ini sudah mengakomodir tradisi maupun bahasa dari beraneka suku dan etnis yang ada di Kota Samarinda. Baik yang memang suku asli Kalimantan maupun suku luar kalimantan yang telah lama bermukim di bumi Mulawarman. (MAF/KMF-SMR)