TOP NEWS

Top

Puskesmas Aktifkan Layanan On Call, Bantu Layanan Telemedis Bagi Pasien Isoman di Rumah

Puskesmas Aktifkan Layanan On Call, Bantu Layanan Telemedis Bagi Pasien Isoman di Rumah

SAMARINDA.KOMINFONEWS-Di tengah gelombang ke-4 penyebaran Covid-19, kasus konfirmasi positif pun beranjak naik. Kini Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah merencanakan untuk mengaktifkan layanan on call di setiap Puskesmas yang bertujuan untuk membantu menangani pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman) melalui layanan telepon.

Sekretaris Daerah (Sekda) kota Samarinda, Dr H Sugeng Chairuddin mengatakan jika nomor telepon atau WhatsApp (WA) yang ada di puskesmas untuk melayani konsultasi pasien, kini dalam pendataan Dinas Kesehatan kota Samarinda. Sehingga jika sudah lengkap maka akan segera disosialisasikan ke setiap Kelurahan.

“Maksudnya agar warga yang terpapar Covid 19 dengan gejala ringan tidak perlu lagi harus datang ke rumah sakit atau puskesmas, tapi cukup isolasi mandiri di rumah dan dibantu lewat layanan telekonsultasi oleh dokter yang ada di puskemas sesuai tempat tinggalnya, bahkan hingga pelayanan visit perawatan di rumah jika dibutuhkan. Hal ini bagian dari strategi pemerintah dalam menekan penyebaran Covid 19 di tempat pelayanan kesehatan,” kata Sugeng disela rapat, Senin (12/7/2021) siang, di gedung Balai Kota.

Selain tambah dia, langkah tadi juga bagian dalam mempermudah kinerja dari tim call center 112 yang hingga saat ini ikut melayani antar jemput pasien terkonfirmasi Covid 19.

“Jadi kalau layanan on call nanti sudah aktif, maka tugas dari tim call center 112 cukup sampai mengkomunikasikan pasien ke nomor puskesmas yang bersangkutan sesuai wilayah si pasien tadi,” ungkap Sekda. 


Sementara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda, Dr Aji Syarif Hidayatullah mengakui dalam tiga minggu terakhir ini intensitas warga yang menghubungi call center 112 cukup tinggi, khususnya bagi mereka yang terkonfirmasi positif Covid 19.

“Padahal tugas tim 112 ini bukan hanya mengurusi yang terkait masalah Covid 19 saja, melainkan juga hal-hal yang bersifat darurat lainnya,” tuturnya.

Bahkan tak jarang tim call center 112 harus ikut dalam proses penjemputan pasien yang terpapar yang sebenarnya bukan dari tugasnya. Hal ini dilakukan karena  ingin memberikan pelayanan yang cepat ketika penelpon membutuhkan pertolongan.

“Kalau sampai ikut menjemput berarti jiwa kemanusian teman-teman yang tergerak. Oleh itu kami berharap kalau layanan on call di setiap puskesmas nanti jalan setidaknya mempermudah kinerja tim 112, sehingga kalau ada keluhan yang masuk bisa langsung kami sambungkan ke nomor layanan kesehatan yang ada di puskesmas agar langsung ditindak lanjuti,” harapnya.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan kota Samarinda dr Osa Rafshodia menambahkan sebenarnya layanan on call di setiap puskesmas sudah mulai aktif sejak gelombang ke dua penyebaran Covid 19 di Samarinda.

“Tapi sayangnya tidak banyak warga yang mengetahuinya dan dari Kelurahan juga kurang mensosialisasikan ke masyarakat,” celetuknya.

Jadi, melihat situasi gelombang ke-4 penyebaran Covid-19 saat ini, dengan kasus konfirmasi positif yang tinggi, maka perlu pihaknya untuk mendata kembali nomor telepon atau WA mana saja yang aktif untuk segera dikoneksikan dengan call center 112.

“Sebenarnya di call center 112 sendiri kami sudah menyiapkan 6 dokter untuk membantu jika ada warga yang membutuhkan layanan konsultasi terkait langkah apa saja yang harus dilakukan pasien jika terpapar dan harus isoman di rumah. Tapi ditengah memuncak pandemi sekarang, otomatis komunikasi juga terbatas karena kesibukan dari dokter tadi,” akunya.

Sehingga apabila layanan on call nanti aktif maka kata Osa, mereka yang positif, tidak sesak dan tidak komorbid, maka lebih baik isolasi mandiri di rumah dan bisa memanfaatkan telemedis dari pihak puskesmas agar tetap mendapatkan jasa konsultasi dokter dan pengiriman obat secara cuma-cuma.

“Sehingga dengan layanan ini setidaknya pasien bisa terhindar dari paparan sebaran Covid yang tinggi di rumah sakit atau puskesmas,” sebutnya. (CHA/DON/KMF-SMD)