07 April 2021
4432
Rusmadi : Suksesnya Pembangunan Bisa Diukur dari Data Orang Miskin

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda,
Dr H Rusmadi memimpin rapat evaluasi verifikasi dan validasi Data Terpadu
Kesejahteraan (DTKS) Kota Samarinda Tahun 2021 di Ruang Rapat Utama Lantai 2
Balaikota Samarinda, Rabu (7/4/2021) siang. Rapat evaluasi ini dihadiri seluruh
camat dan lurah se-Samarinda. Menurut Rusmadi, sukses tidaknya suatu kota itu
bisa dilihat dari data jumlah orang miskin. Bila data orang miskin tidak
berkurang atau bahkan terus naik, maka programnya bisa dibilang tidak
berhasil.
“Untuk itu, kita harus beri perhatian yang sangat serius
terhadap keberadaan data. Bahkan kita tidak tahu di posisi mana melaksanakan
program pembangunan bila kita tidak tahu data yang riil. Saya harus memberikan
format kepada camat dan lurah seluruh Samarinda supaya verifikasi dan validasi
berjalan dengan baik. Sehingga penerima bantuan tidak tepat sasaran, tidak
perlu terjadi lagi di masa yang akan datang,” kata Rusmadi dalam sambutannya.
Dijelaskannya, program Pemkot Samarinda ke depannya mampu
memberikan jaminan sosial kepada warganya yang perlu dilindungi seperti
diberikan jaminan kesehatan, serta jaminan anak-anak sekolah. Tentu bahaya
kalau tidak ada data yag valid. Kebijakan yang ditempuh Pemkot Samarinda adalah
data riil di lapangan.
“Saya berikan apresiasi kepada seluruh camat dan lurah yang
sudah bekerja keras untuk verifikasi dan validasi DTKS ini. Kita harus memiliki
data yang akurat dan update. Ini sudah langkah awal yang baik, secara khusus
setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah, Red) harus punya tanggung jawab.
Memang tidak ada OPD khusus, tetapi bila melihat tupoksinya ada di Diskominfo
(Dinas Komunikasi dan Informatika, Red) untuk membantu menyusun data. Kemudian
Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Red) berfungsi sebagai validasi datanya.
Kemudian harus melibatkan Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Red) duduk satu meja bersama camat dan lurah untuk bersama-sama. Sehingga bila
di saat eksekusi dalam memberikan bantuan program-program yang terkait jaminan
sosial, tidak lagi berbicara data lagi tetapi riil di lapangan. Jadi yang
namanya data itu memang harus sampai final, tidak boleh digantung,” bebernya.
“Nanti bila data sudah valid, kita berjuang di Kemensos (Kementerian Sosial, Red). Karena
ini penting untuk yang mendapatkan bantuan. Sehingga nanti dari sana, bisa
dipilah-pilah mana yang bisa mendapatkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan,
Red), non tunai dan lain sebagainya. Sehingga tidak tumpang tindih lagi untuk
warga yang memang perlu mendapatkan bantuan. Nanti kalau sudah valid, Bappeda
akan menggunakan sebagai basis data karena itu untuk program-program
penanggulangan sosial. Nanti ke depannya supaya diatur untuk tim koordinasi
penanggulangan
kemiskinan. Nanti akan kita adakan rapat lebih lebih lanjut tentang
program-program apa saja di luar bantuan yang sudah ada. Ini salah satu cara
kerja kita menempatkan data sebagai basis,” jelas Rusmadi.
Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Kota Samarinda, Tejo
Sutarnoto juga menjelaskan rapat evaluasi verifikasi dan validasi DTKS ini
sangat penting untuk mewujudkan data
yang riil di lapangan dan dijadikan pegangan pengambil kebijakan. “Dengan
dikumpulkannya OPD terkait dan camat serta lurah se-Kota Samarinda, maka kita
tahu apa permasalahan yang sebenarnya di lapangan sehingga bisa dijadikan
evaluasi bersama,” jelas Tejo.
Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Samarinda, Ridwan
Tasa juga menjelaskan permasalahan yang ada di lapangan. Terutama dengan
beberapa regulasi yang sering berubah programnya dari pusat, sehingga beberapa
program secara nasional harus berbasis DTKS. Termasuk penekanan data NIK yang
disandingkan kembali dengan data Disdukcapil.
“Memang data yang kita sandingkan dengan Disdukcapil itu
terdapat perbedaan dan pada akhirnya menjadi tidak bisa semua mendapatkan
bantuan. Saya dan juga Pemkot Samarinda berkeinginan data itu sama, sektor
migrasi penduduk yang menjadi dinamika kependudukan kita lebih cepat berubah,”
terang Ridwan Tasa.
Kepala Diskominfo Kota Samarinda, Aji Syarif Hidayatullah
menambahkan, DTKS ini sebenarnya sejalan dengan visi dan misi Wali Kota dan
Wawali dengan Samarinda Smart City yaitu melalui Smart Card bagi warga yang
berhak mendapatkan bantuan. “Sebenarnya ini salah satu program Samarinda Smart
City yaitu Smart Card. Kami di Diskominfo ada program bimtek (bimbingan teknis,
Red), di mana untuk membantu Dinas Sosial, memang tempatnya di Diskominfo.
Tetapi semua yang menjalankan itu Dinas Sosial. Sehingga Diskominfo itu hanya
memfasilitasi melalui program yang telah diinstruksikan Wali Kota dan Wawali
untuk sesegera mungkin membuat Smart Card tadi. Sehingga sampai saat ini sudah
65 persen data yang terverifikasi dan itupun terus dikoordinasikan dengan Dinas
Sosial. Jadi kami tidak bekerja sendirian dan kalau sudah final program Smart
Card akan segera diluncurkan,” terang Aji Syarif Hidayatullah.
(BAY/HER/KMF-SMD)