SAMARINDA. Wali Kota Samarinda, Dr H Andi
Harun kembali menjelaskan soal konsep Samarinda sebagai kota pusat peradaban
sebagaimana yang terus ia gaungkan bersama Wakil Wali Kota (Wawali) Dr H
Rusmadi selama ini.
Menurut dia, ada sejumlah nilai utama yang
termaktub dalam konsep pusat peradaban yang ia maksud. Salah satunya, ia
berharap agar sebagai Ibu Kota Provinsi Kaltim, Samarinda harus berdiri di atas
kemajemukan dan pluralitas baik suku bangsa maupun agama.
Karena itu lanjut dia, empat pilar
kebangsaan harus bisa terus digaungkan di tengah masyarakat demi merekatkan
hubungan antara satu dengan yang lainnya.
"Di samping itu, nilai lain dari konsep
pusat peradaban adalah kita ingin memaksimalkan RTH (Ruang Terbuka Hijau, Red)
di kota ini. Kita sudah kalah jauh dari Balikpapan. Saya tadi pagi baru ada
lihat fenomena baru berupa banjir di simpang Sempaja. Saya lihat karakter
airnya berbeda dan sangat keruh. Kuat dugaan ada pengupasan lahan di bagian
hulu," kata Andi Harun dalam acara Talkshow bertajuk 'Wali Kota Menyapa'
bersama Radio Suara Mahakam, Selasa (9/3/2021) pagi.
Di samping itu lanjut dia, Samarinda harus
menjadi kota yang cerdas dan modern serta mampu mengikuti perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sehingga bisa menjadi kota
yang kompleks berbasis Teknologi Informasi (TI). Menurut dia, Smart City Plus
menjadi pilihan mendesak dan tidak bisa dihindari saat ini. Bahkan ia menarget,
konsepnya diterapkan hingga ke level terbawah yakni Smart RT. Tentunya harus
didukung pula oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Untuk kepentingan
tersebut pula, sehingga secara bertahap Pemkot Samarinda berencana membuka
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.
"Makanya kita buat konsep sekolah
tangguh Covid-19 (Corona Virus Disease 2019, Red). Kenapa kita memulainya
sekarang, karena sampai sekarang tidak ada satupun orang yang bisa mendeteksi
sampai kapan Covid-19 ini akan berakhir. Makanya kita harus fight dan tidak
boleh pasrah. Jika tidak kita mulai dari sekarang, maka kita terancam akan
mengalami losed generation," ungkapnya bijak.
Meski begitu lanjut mantan Wakil ketua DPRD
Kaltim ini, sebelum dimulai KBM secara tatap muka, semua pihak terlebih dahulu
harus sepakat untuk bisa bertanggung jawab. Terutama untuk menyelamatkan masa
depan pendidikan anak bangsa sehingga tidak sampai ketinggalan pelajaran.
"Jadi kita sepakat untuk hadapi bersama
permasalahan ini, sehingga tidak saling menyalahkan antara satu dengan yang
lain," tukasnya. (her/don/kmf-smd)