TOP NEWS

Top

Bunda PAUD Samarinda Dukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, Ikuti Pernyataan Komitmben Bersama di Jakarta

Bunda PAUD Samarinda Dukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, Ikuti Pernyataan Komitmben Bersama di Jakarta

JAKARTA.KOMINFONEWS - Praktisi pendidikan yang tergabung dalam Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Indonesia termasuk Bunda PAUD kota Samarinda Hj Rinda Wahyuni Andi Harun mengikuti kegiatan Pernyataan Komitmen Bersama Bunda PAUD untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan, 6-7 Juni di The Sultan Hotel Jakarta Pusat.

Sesuai dengan kebijakan merdeka belajar episode ke 24, Kemendikbudristek dalam kegiatan transisi PAUD ke Sekolah Dasar mendorong pemangku kepentingan dalam hal ini Bunda PAUD kabupaten kota se-Indonesia untuk dapat mendorong gerakan transisi PAUD ke Sekolah Dasar yang menyenangkan didaerah melalui kegiatan komitmen bersama Bunda PAUD.

“Kami Bunda PAUD kota Samarinda mendukung dan mengapresiasi gerakan transisi PAUD ke Sekolah Dasar yang menyenangkan yang sedang berjalan. Bunda PAUD memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pondasi pendidikan yang kuat bagi generasi masa depan kita,” ucap Rinda.

Istri wali kota Samarinda ini mengatakan gerakan transisi PAUD sekolah dasar yang dijalankan adalah langkah yang strategis dan penting dalam memastikan bahwa anak-anak dapat mengalami perpindahan yang mulus dan berhasil di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Rinda program ini didesain untuk memberikan dukungan komprehensif kepada anak-anak dan memfasilitasi mereka dalam menghadapi perubahan lingkungan belajar yang baru.


“Sebagai bunda PAUD kota Samarinda, saya berkomitmen untuk mendukung dan mengembangkan program transisi PAUD ke SD secara berkelanjutan. Kami akan terus meningkatkan fasilitas pendidikan, menyediakan pelatihan bagi guru-guru dan memperluas aksesbilitasi pendidikan berkualitas untuk semua anak di kota ini,” tutur Rinda yang didampingi Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Disdikbud Samarinda Helena, Kasi PTK PAUD dan PNF Disdikbud Samarinda Murdiana dan Sekretaris Pokja Bunda PAUD Samarinda Iswardati Huzaifah.

Ia menyebutkan akan mengadakan sosialisasi terkait program Transisi PAUD ke SD bagi guru SD kelas 1 dan 2 dan mengadakan kelas parenting untuk memberikan pemahaman kepada orang tua pentingnya memahami 6 aspek perkembangan PAUD sebagai pondasi dasar.

“Mari kita bersama-sama membangun masa depan yang gemilang bagi anak-anak kita melalui gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dengan dukungan dan kerjasama kita semua,” ajak ketua TP PKK Samarinda ini.

Sebelumnya dalam sambutannya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan cerminan dari semangat utama Merdeka Belajar yang dijunjung bersama, yaitu gotong royong dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.

Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk melakukan tiga hal yang mendorong perubahan paradigma umum tentang pendidikan anak usia dini guna memastikan terjaminnya hak anak-anak. “Pertama, kita perlu menyadarkan seluruh pihak bahwa periode usia dini tidak berhenti sampai PAUD, tetapi peserta didik SD kelas awal juga masih masuk kategori usia dini,” ujarnya.


Dijelaskan Nadiem proses pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal harus serupa dan berkesinambungan. Selain itu, suasana belajar di kelas awal harus sama menyenangkannya dengan saat di PAUD, dan kurikulum selaras.

“Hal ini akan membantu peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru dan menumbuhkan rasa cinta terhadap proses belajar,” katanya.

Selanjutnya, Mendikbudristek mengajak para peserta untuk mendorong satuan pendidikan agar menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi peserta didik secara holistik, tidak hanya baca, tulis, dan berhitung (calistung) tetapi juga kematangan emosional, kemampuan berkomunikasi, budi pekerti, dan lainnya.

“Kita harus berhenti memaknai calistung sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar di PAUD dan syarat penerimaan peserta didik di SD/MI,” ujarnya.

Ketiga, Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk meluruskan miskonsepsi bahwa keterampilan calistung tidak boleh dibangun di PAUD tanpa kemampuan literasi dan numerasi agar peserta didik tidak hanya menghafal huruf dan angka saja, tapi juga mampu memahami dan mengolah informasi secara kritis.

“Kemampuan literasi dan numerasi harus dibangun dalam cara bertahap dan dengan pendekatan yang menyenangkan,” katanya.

Untuk mengubah paradigma dan miskonsepsi yang sudah lama dipercaya oleh masyarakat luas, dibutuhkan usaha yang keras dan keterlibatan banyak pihak seperti pemerintah daerah (Pemda), satuan pendidikan, Bunda PAUD, serta organisasi mitra, dan yayasan penyelenggara pendidikan.

Dengan pernyataan komitmen bersama yang telah dicanangkan, Mendikbudristek berharap akan menjadi pengikat kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.(DON/KMF-SMR)