TOP NEWS

Top

Gubernur: Kendalikan Inflasi, Samarinda Paling Bertanggung Jawab

Gubernur: Kendalikan Inflasi, Samarinda Paling Bertanggung Jawab

SAMARINDA. Gubernur Kaltim Isran Noor mengutarakan yang paling bertanggung jawab sekaligus menjadi contoh dalam mengendalikan inflasi adalah Kota Samarinda karena telah terbukti dan mendapatkan penghargaan.

"Contoh untuk mengendalikan inflasi ini adalah Kota Samarinda karena telah berhasil menjadi yang terbaik untuk pengendalian inflasi, sehingga bisa ditularkan ke daerah Kaltim lainnya untuk mendapatkan penghargaan," ucap Isran ketika membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kaltim di ruang rapat Tepian Kantor Gubernur, (15/10).

Pertemuan ini dihadiri Kepala BI Cabang Provinsi Kaltim Tutuk S. H Cahyono, Walikota Samarinda Syaharie Jaang, Walikota Balikpapan Rizal Efendi beserta Walikota dan Bupati se-Kaltim, OPD terkait, Dishub Provinsi Kaltim, Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Perwakilan BI Cabang Balikpapan, Mitra TPID dan undangan terkait lainnya.

Isran mengatakan inflasi diperlukan untuk melihat pertumbuhan ekonomi.

"Samarinda dan Balikpapan menjadi barometer kota besar di Kaltim,” terang Isran.

Gubernur mengatakan TPID yang dimotori oleh BI, supaya yang dilakukan menjaga angka inflasi bisa terkendali seperti pertanian, peternakan, bahkan sekarang tiket pesawat yang semakin tinggi juga mempengaruhi inflasi.

"Dengan penghargaan yang telah didapat memang menjadi beban tersendiri untuk melanjutkan dan mempertahankan penghargaan itu. Kita harus syukuri dan lebih bekerja keras lagi. Dari penghargaan itu 7 Kota Karesidenan Pekalongan datang untuk belajar, berikutnya yang segera datang 17 Kota Jawa Tengah yang dipimpin Wakil Gubernur Jawa Tengah. Kemudian rencananya bulan depan juga ada dijadwalkan dari Banten dan Sulawesi Selatan untuk belajar TPID di Provinsi Kaltim," bebernya.

Sementara itu Walikota Samarinda Syaharie Jaang menjelaskan dalam mengatasi inflasi di Kota Samarinda dengan ujungnya mendapatkan penghargaan ada beberapa hal.

“Rumusan yang kita laksanakan adalah setelah mendapat laporan dari harga pasar di lapangan, kami langsung mengadakan rapat pertemuan dengan Tim TPID Kota Samarinda antara lain BI, Bulog, Pertamina, OPD terkait dan juga dari perhimpunan Perunggasan Indonesia. Dalam pertemuan tersebut kita mencari satu rumusan, sehingga bisa memberikan kebijakan-kebijakan," ungkap Jaang.

Contohnya lanjut Jaang, kemarin itu bisa mengendalikan harga bawang putih yang harganya sampai melambung Rp 150 ribu per kg, bisa  diintervensi sampai bisa turun jadi Rp 35 ribu per kg yang dilakukan oleh Perusda Kota Samarinda Aneka Usaha dan Pergudangan. Untuk anggarannya diambilkan dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan persetujuan dari OJK.

"Sehingga kita bisa menjual sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan melibatkan Camat, Lurah dan RT yang mendistribusikan langsung ke masyarakat. Sedangkan ayam potong di Pergudangan kita adakan pendingin yang bekerja sama dengan bulog,” jelas Jaang.

Tutuk juga mengatakan bahwa inflasi ini merupakan hal yang sangat penting.

“Di Kaltim inflasi adalah tolok ukur atau indikator kesejahteraan masyarakat bagaimana mengatasi harga-harga kebutuhan utama yang melambung tinggi. Semoga dalam pertemuan kali ini bisa membawa kebaikan, serta kesejahteraan masyarakat Kaltim,” tutupnya. (kmf5)

Penulis: Afdani --Editor: Doni