TOP NEWS

Top

Buka Workshop Pembinaan Bagi Penyuluhan Agama di Samarinda, Ini Pesan Wawali

Buka Workshop Pembinaan Bagi Penyuluhan Agama di Samarinda, Ini Pesan Wawali

SAMARINDA. Sebanyak 179 orang penyuluh agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Khonghucu berstatus Pegawai Negeri dan Non Pegawai Negeri mendapat pembinaan dari Kepala Kementerian Agama Kota Samarinda dan Kementerian Agama Provinsi Kaltim yang berlangsung di aula pertemuan Kantor Kementerian Agama Samarinda, Jl Biola, Senin (09/03) pagi.

 

Jumlah penyuluh dari enam agama tadi merupakan hasil rekrutmen dari Kementerian Agama yang dilakukan sejak tahun 2019 lalu.

 

“Rekrutmen tersebut dari hasil kompetensi yang dimiliki para penyuluh, berupa kemampuan mereka dalam berkhutbah dan pidato tak hanya masalah agama juga bisa menyampaikan hasil-hasil pembangunan karya dari Pemerintah yang disampaikan dalam bahasa agama,” tutur Kepala Kementerian Agama Kota Samarinda, Masdar Amin.

 

Ia menambahkan, dari 179 orang tadi penyuluh paling banyak dari agama Kristen sebanyak 67 orang. Sedangkan penyuluh agama Islam ada 56 orang. Ia menjelaskan pembinaan yang dilakukan pihaknya untuk memberikan pengetahuan mengenai visi dan misi dari Kementerian Agama.

 

“Kebetulah kita juga sudah bekerjasama dengan Rumah Sakit, Rumah Tahanan, Rumah Sakit Jiwa dan Lapas Narkoba untuk memberikan binaan kerohanian dan spritual kepada pasien dan penghuni rutan yang nantinya akan disampaikan oleh para penyuluh yang kita bina hari ini. Jadi mereka inilah yang menjadi corong dari Kementerian Agama,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Wakil Walikota Samarinda M Barkati yang berkesempatan membuka kegiatan tersebut dalam arahannya menyampaikan sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Kementerian Agama, kalau penyuluh yang dibina pagi itu merupakan corong dan kepanjanagan tangan dari Kementerian Agama.

 

Mengingat jelas Wawali, penyuluh agama memiliki tanggung jawab besar yang tidak dibatasi ruang dan waktu, kapan saja dan dimana saja. Fungsinya sendiri memberikan informasi kepada masyarakat terkait masalah agama, kebangsaan, pembangunan dan wawasan kebangsaan.

 

“Oleh itu saya berharap tugas penyuluh nanti juga bisa ikut berperan memberikan informasi terhadap kebijakan Pemerintah terhadap proses pembangunan yang bisa disampaikan dalam bahasa agama,” kata Barkati.

 

Ia juga berpesan, ditunjuknya Kaltim sebagai Ibu Kota Negara oleh Presiden tentunya bakal menambah tugas dari seorang penyuluh, mengingat imbasnya kedepan pasti bakal terjadi penambahan jumlah penduduk, tak terkecuali di Kota Samarinda.

 

“Jangan sampai kehadiran mereka malah justru mempengaruhi warga terhadap hal-hal yang negatif. Untuk itu perlu peran penting tugas dari penyuluh agama agar bisa memberikan angin sejuk kepada masyarakat lewat sentuhan-sentuhan rohani,” pesannya.

 

Karena tambah Wawali sejak dirinya lahir hingga berkarir di Kota Tepian, Samarinda tidak pernah konflik karena terkait masalah agama. Inilah pentingnya penyuluh agama diberikan pelatihan dan pembekalan terus menerus untuk meningkatkan wawasan. Hal itu dalam rangka meningkatkan kualitas penyuluhan kepada masyarakat. (KMF5)

 

Penulis: Ahmad Haidir —Editor: Doni