TOP NEWS

Top

Presiden Apresiasi Samarinda yang Mampu Mengendalikan Inflasi, Tito: Tetap Terus Memantau dan Evaluasi

Presiden Apresiasi Samarinda yang Mampu Mengendalikan Inflasi, Tito: Tetap Terus Memantau dan Evaluasi

SAMARINDA. KOMINFONEWS-Pemerintah Kota Samarinda melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prof Drs H Muhammad Tito Karnavian, BA., MA., Ph.D. berlangsung secara daring, Senin (8/5/2023).

TPID kota Samarinda yang dipimpin Wakil Wali Kota Samarinda Dr Rusmadi mengikuti Rakor secara daring dari ruang Sembuyutan lantai III Balaikota Samarinda.

Tito dalam arahannya menyampaikan rasa gembiranya karena inflasi di bulan April saat Ramadhan dan Idul Fitri relatif terkendali.

Termasuk inflasi kota Samarinda di bulan April mampu terkendali sebesar 4,41 persen (yoy) yang turun dari level Maret sebelumny 4,91 persen (yoy) bahkan inflasi Samarinda ini dibawah angka inflasi Provinsi Kaltim sebesar 4,46 persen dan kota Balikpapan sebesar 4,54 persen.

Menurut Tito, capaian daerah yang mampu mengendalikan inflasi di bulan April pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri ini mendapat apresiasi Presiden.

Tito Karnavian mengakui, dirinya telah menyampaikan kepada Presiden Jokowi tentang capaian bulan April yang sangat baik, karena inflasi di Indonesia relatif terkendali dan perkembangannya bagus, turun ke angka 4,33% year to year dibanding tahun yang lalu di masa yang sama, meskipun untuk month to month ada kenaikan 0,33% dikarenakan musim liburan hari raya dan perayaan ramadhan, yang mengakibatkan demand yang cukup tinggi. 

Menanggapinya, sebut Tito, Presiden Jokowi memberikan apresiasi untuk pemerintah pusat, utamanya pemerintah daerah, serta stakeholder yang sangat konsisten bersama-sama melakukan pengendalian di daerahnya masing-masing.


Tito mengemukakan, dari 4,33% inflasi umum, ada tiga penyumbang inflasi signifikan di bulan yang lalu. Pertama yaitu, adanya andil tarif transportasi khususnya angkutan udara (tertinggi) dengan inflasi 11,96 naik 1,45%.

"Pada saat jelang lebaran, dengan penumpang yang banyak, justru tarifnya makin naik, harusnya demand nya tinggi jangan diikuti dengan kenaikan yang tinggi juga, karena berpengaruh dengan sektor lainnya, seperti kargo udara yang juga naik, yang jika kargo naik, biaya transportasi dari satu tempat ke tempat lain juga akan tinggi," ucap Tito.

Kedua, lanjutnya andil makanan, minuman dan tembakau di angka 1,20%. Hal ini menurutnya harus terus dimonitor, terutama pengendalian harga dan adanya ketersediaan pangan sebelum harga naik. Dan penyumbang ketiga yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang andil inflasinya 0,49% dari angka 4,33%.

"Sehingga pertanyaan Bapak Presiden, ini bagaimana agar bisa turun di bawah angka 4%? Saya jawab, sangat bisa. Pertama, melalui administered price (harga yang diatur pemerintah) semisal tiket, kargo udara, harus diatur pemerintah, bukan berdasarkan mekanisme pasar," ujarnya.

Dikonfirmasi oleh Tito, penyebab tingginya tarif angkutan udara disebabkan oleh tingginya harga avtur, sehingga perlu kerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar tarif batas atas angkutan udara dapat diturunkan.

Kedua, mengatur harga tertinggi transportasi ke tiap-tiap daerah, termasuk mengatur harga tarif listrik (PLN), air (PDAM), serta mengatur kerjasama dengan Pertamina sebagai penyedia avtur, dan stakeholder lainnya.

"Jika harga tiket dan kargo udara utamanya bisa diturunkan sepertiganya saja, maka inflasi akan bisa menjadi di bawah 4%. Transportasi udara menjadi kunci paling utama. Dan jika pemerintah pusat dapat menurunkan harga tiket udara, secara otomatis andil inflasi akan turun," ujarnya.


"Air, listrik, bahan bakar rumah tangga juga administered price. PDAM diatur oleh pemerintah provinsi dan kabupaten, jadi tolong betul-betul jangan terlalu tajam menaikkan tarif  karena akan berdampak luas kepada kenaikan harga barang, jasa dan lainnya," pesannya.

"Jadi, posisi kita saat ini sudah bagus, tapi masih bisa diturunkan lagi jika kita bisa mengatasi poin-poin andil inflasi, dan dapat mempertahankan poin yang sudah baik," ucapnya.

Untuk itu ia mengajak pemerintah daerah untuk tetap memantau dan mengevaluasi pasokan barang di daerah masing-masing supaya tidak mengalami kelangkaan dan kenaikan harga yang signifikan. 

Seusai rakor pengendalian inflasi secara nasional yang dipimpin Mendagri, masih di ruang Sembuyutan dilanjutkan dengan Rapat Teknis membahas Pengendalian Inflasi kota Samarinda yang dibuka Wawali dan kemudian selanjutnya dipimpin Asisten II Setda Kota Samarinda Sam Syaimun.

Membuka rakor, lebih awal Rusmadi terus menyemangati TPID kota Samarinda yang terus kompak dan tak jenuh selalu melaksanakan rakor pengendalian inflasi secara nasional dan di daerah.

Menanggapi arahan dari Mendagri, Rusmadi mengatakan keberhasilan Samarinda mengendalikan inflasi di April kemarin tentunya tidak terlepas dengan terus konsistennya pemerintah pusat memberikan arahan termasuk salah satunya rakor rutin ini.

“Hal ini juga tidak terlepas dari sinergitas dan koordinasi erat antara OPD di lingkungan Pemkot melalui penguatan program pengendali inflasi seperti lewat operasi pasar murah dan pasar tani selama bulan Ramadhan kemarin dalam memastika. Ketersedian kebutuban pokok tetap terjamin dengan harga terjangkau. Juga tentunya dukungan teman-teman Forkopimda yang tergabung di dalam tim pengendalian inflasi daerah maupun stakeholder lainnya,” pungkas Rusmadi.(DON/KMF-SMD)