TOP NEWS

Top

Potensi Curah Hujan di Akhir dan Awal Tahun, Pemkot Waspada Dampak La Nina

Potensi Curah Hujan di Akhir dan Awal Tahun, Pemkot Waspada Dampak La Nina

SAMARINDA.KOMINFONEWS- Peningkatan curah hujan di Samarinda bakal terjadi di kisaran bulan Desember 2021 hingga tahun depan. 

Kepala BMKG Stasiun metereologi kelas III Temindung Samarinda, Reza Arian Noor mengatakan di wilayah Samarinda ada potensi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 milimeter (mm) per hari terjadi pada Januari hingga April tahun 2022. Bahkan potensi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 100 milimeter (mm) per hari akan terjadi mulai bulan April, Mei, Juni, Juli dan Agustus tahun 2022.

“Potensi hujan deras dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari ini sudah dibuktikan lewat data tahun 2021, dimana bencana banjir terjadi di bulan yang sama seperti yang saya sebutkan tadi,” kata Reza saat menyampaikan paparannya dalam rakor persiapan menghadapi fenomena La Nina di kota Samarinda, Kamis (11/11/2021) di gedung Balai Kota.

Ia memprediksikan kondisi La Nina lemah-netral ini akan terjadi di kota Tepian. Tetapi Reza mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap terjadinya bencana hidrometeorologi

“Potensi bencana ini mungkin seperti banjir, dan tanah longsor ketika curah hujan yang cukup tinggi terjadi,” tuturnya.

Karena tambah dia, kondisi iklim di kota Samarinda dalam satu tahun dimana bulan kering hanya terjadi cukup sebulan, sisanya diisi dengan musim penghujan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Samarinda Suwarso menambahkan menghadapi fenomena La Nina  pihaknya sudah membuat rencana kesiapsiagaan terhadap bahaya dampak bencana banjir dan titik rawan longsor.

Kesiagaan ini nantinya akan melibatkan RT dan relawan untuk mengantisipasi  puncak hujan terhitung mulai akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022.


Sementara, Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi tidak mempungkiri jika potensi curah hujan di Samarinda terjadi secara menyebar. Oleh itu jelas Wawali, penting untuk dilakukan mapping (pemetaan, red) terkait kawasan mana saja yang berpotensi terjadi bencana jika curah hujan yang cukup tinggi melanda kota Samarinda.

“Jadi harapan saya BPBD berserta OPD terkait punya langkah antisipasi. Karena harus diakui banjir di Samarinda itu ada, tapi tetap bisa dikendalikan dan diantisipasi,” ungkap Wawali.

Maka, selain mapping juga perlu untuk dilakukan rencana aksi baik yang akan dilakukan maupun sudah dilakukan.

Karena biar bagaimana pun, sambung Rusmadi database terkait kawasan yang kerap digenangi air sangat dibutuhkan, apalagi kasus banjir selama di kepemimpinannya bersama Wali Kota Andi Harun sudah terjadi sejak Mei hingga nyambung di bulan Oktober.

Setidaknya melihat history tersebut, pemerintah sudah mempunyai data mana saja lokasi yang terendam air dan berapa lama genangan ini bisa surut termasuk juga data terkait longsor.

“Sehingga lewat data ini sebenarnya sudah bisa terpetakan sehingga kita bisa mengetahui dampak yang terganggu akibat banjir tadi yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah,” urainya

Mantan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim ini juga menginginkan langkah aksi yang berkaitan dengan infrastruktur seperti membangun drainesa, harapannya bisa membawa dampak positif dalam pengendalian banjir.

Ia minta proyek fisik yang dilakukan pemkot harus terukur dan jangan sampai tidak memberikan dampak.

Begitu pun terkait  tim operasi yang melibatkan OPD, harus jelas dengan tugas dan tupoksinya masing-masing.Sehingga selain fokus dipenanganan banjir, disisi lain tim ini juga dalam  penanganan dampak dari banjir itu sendiri. 

Seperti sebut Wawali mengkondisikan daerah mana saja yang perlu dibantu untuk didirikan dapur umum, penyaluran sembako hingga perahu agar aktifitas warga tetap bisa berjalan. Dan pasca bencana juga sampah-sampah harus segera teratasi dan perlu ditangani, jadi akan kita optimalkan semua lembaga yang ada.

“Dukungan sistem informasi juga sangat penting disini. Tujuannya untuk menyampaikan status kedaruratan saat bencana banjir ada. Sehingga kesiapsiagaan warga bisa lebih terukur karena informasi tadi dan akses yang terhalang banjir itu sendiri harusnya juga bisa terinformasikan dengan baik dan benar khususnya pada jalur-jalur penting seperti menuju bandara ,” pungkas Wawali. (CHA/DON/KMF-SMD)