SAMARINDA. Wakil Walikota Samarinda, M Barkati mengakui keberadaan guru Bimbingan Konseling (BK) saat ini memang dirasa sangat kurang. Karena satu siswa dengan yang lain pasti berbeda-beda karakternya. Hal tersebut disampaikan saat Dialog Terbuka Pendidikan dan Pola Asuh Generasi Millenial di Aula SMP Negeri 1 Samarinda baru-baru ini.
“Bisa dibayangkan tugas guru BK ini untuk mengurusi semua siswa pasti sangat berat dan tidak cukup. Mudah-mudahan di zaman teknologi ini kita sebagai orang tua dan guru bisa memberikan tugas pendidikan yang bermanfaat. Karena karakter moral dan teknologi harus berimbang. Yang bisa membentuk karakter itu sendiri adalah akhlak supaya anak-anak ini tidak kebablasan,” kata Barkati.
Jadi sebutnya siswa/i ini bukan hanya tanggung jawab guru saja. Para orang tua juga bertanggung jawab dengan anak-anaknya di rumah, mulai dari akhlak, moral, sopan santun dan etikanya, sehingga bila karakter itu sudah terbentuk dari rumah Insya Allah bila berada di luar akan mengikutinya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Asli Nuryadin juga membenarkan bahwa keberadaan guru BK di Samarinda ini memang sangat kurang.
“Sekolah itu dengan menangani anak-anak siswa idealnya 150 murid itu harus ada 1 guru BK. Bahkan di SMPN 1 ini dengan jumlah siswa yang lebih dari seribu hanya ada 1 guru BK. Mudah-mudahan nanti tahun berikutnya dengan peraturan yang berlaku bisa ada penambahan guru BK tersebut,” katanya.
Karena lanjutnya, nanti guru BK ini yang mengarahkan peminatan anak-anak untuk menuju sekolah dengan tujuan ke SMU atau SMK. Selain itu bisa menyalurkan bakat, minat dan keterampilan murid.
“Menyangkut tema generasi millenial, kami harap juga sumbang pemikiran dari para guru BK, baik sisi keagamaan, attitude dan berbagai macam lainnya agar tujuan untuk terus mencerdaskan bangsa bisa terwujud,” pungkas Asli. (KMF5)
Penulis: Afdani —Editor: Doni
