TOP NEWS

Top

Mendikbud Apresiasi Samarinda

Mendikbud Apresiasi Samarinda

SAMARINDA. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengapresiasi Walikota Samarinda, Syaharie Jaang dengan membuat kebijakan mendirikan sekolah baru untuk menampung warga yang belum tertampung meskipun sementara sifatnya menumpang di sekolah yang sudah ada.

"Tadi setelah Pak Walikota kunjungan pertama di SDN 001 dan SMPN 46 Samarinda Seberang, kami langsung share di grup Kemendikbud. Pak Menteri mengapresiasi sangat tinggi dan mengucapkan terima kasih kepada Pak Wali. Begitu juga disampaikan Pak Dirjen," ungkap Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Direktorat Jenderal PAUD dan Diknas Abdul Kahar dalam sambutannya pada Kegiatan Kunjungan Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 016 Sungai Pinang Jl Proklamasi, Senin (15/7) pagi.

Kahar mengutarakan informasi yang didapatnya hanya ada dua daerah yang membuat kebijakan mendirikan sekolah untuk mengatasi persoalan zonasi sekolah.

"Apalagi Pak Wali sudah berencana untuk membangun gedung sekolah untuk mengatasi kekurangan daya tampung di sekolah negeri," imbuhnya.

Menurutnya Kemendikbud mendapat mandat langsung dari Presiden agar tidak ada anak yang tidak bersekolah.

"Yang dicontohkan Samarinda akan kami viralkan. Karenanya Pak Menteri dan Pak Dirjen sangat mengapresiasi tinggi kebijakan Pak wali yang luar biasa. Terima kasih Pak Wali dan Pak Asli Kadisdik serta jajaran," kata Kahar.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Samarinda Asli Nuryadin mengatakan dengan kebijakan diambil Walikota, sehingga berdirilah dua sekolah baru. "Kita langsung bergerak cepat menyiapkan SDM untuk dua sekolah baru atas kebijakan Pak wali. Karena pak wali selalu berpesan jangan sampai ada anak yang tidak bersekolah," ucap Asli.

Terwujudnya sekolah baru ini menurutnya juga tak terlepas berkat kerjasama pemerintah, orang tua dan masyarakat.

Walikota sendiri menerangkan mereka mendirikan sekolah baru untuk menyikapi banyaknya lulusan SD sehingga tak tertampung.

Apalagi sebutnya setelah sistem zonasi dan kecamatan Samarinda Seberang dimekarkan, sehingga tinggal ada satu SMP negeri saja di kecamatan itu.

"Makanya kita mendirikan SMP baru (SMPN 46) walaupun masih menumpang. Begitu pula di Kecamatan Sungai Pinang dimana Kelurahan Sungai Pinang merupakan banyak penduduknya, sehingga juga didirikan SMP baru," beber Jaang.

Menurutnya di Samarinda Seberang adalah SMPN 46 dan di Kecamatan Sungai Pinang SMPN 48.

"Sementara menumpang dulu. Tahun depan kita usahakan berpisah. Kita Pemkot tahun 2020 akan lebih banyak lagi membangun gedung sekolah. Mudahan mendapat dukungan dari dewan agar lancar," tuturnya.

Jaang berharap dengan membentuk dua sekolah SMP tadi bisa tercukupi.

"Saya selalu ingatkan jangan ada orang susah dibuat susah untuk bersekolah. Karena saya ini anak desa, yang kampung saya ini lebih dekat ke Malaysia. Saya anak petani, saya tidak mau dengar anak-anak tukang, anak pedagang pasar tidak sekolah. Jika ada yang menyulitkan, saya akan lantik kepala sekolah baru," ancam Jaang.

Terkait kunjungan ke sekolah di hari pertama masuk sekolah, Jaang mengatakan sudah beberapa tahun membuat kebijakan agar orang tua wajib mengantar anaknya ke sekolah sampai masuk.

"Saya juga melakukan kunjungan. Cuma beda tahun ini saya ke sekolah-sekolah yang lebih jauh lagi seperti di Samarinda Seberang, Sungai Pinang dan Sungai Siring gerbang Kota Samarinda," bebernya.

Jaang berpesan juga agar anak-anak tidak dipaksa membeli buku terlebih lagi jika sampai ada pungutan-pungutan.

"Bagi yang belum ada seragam baru, pakai baju yang ada saja dulu. Bagi yang masuk SMP bisa pakai baju SD dulu," pungkas Jaang yang mengakhiri kunjungannya di SMPN 19 Sungai Siring Samarinda Utara.(kmf2)

Penulis/Editor: Doni