SAMARINDA. KOMINFONEWS - Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan maternal, Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Samarinda mengadakan pertemuan sosialisasi Audit Maternal Perinatal-Surveilans Respon (AMP-SR). Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Mangkupelas, Kompleks Balai Kota Samarinda, Kamis (26/10/2023) siang.
Dalam acara ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda menghadirkan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, dr Steven Thes SpOG untuk memaparkan materi dan memberikan beberapa rekomendasi kepada pihak terkait.
“Harus ada regulasi terkait pelayanan kesehatan terutama yang bersifat emergency. Selain itu, diperlukan adanya kebijakan terkait penyediaan ruang NICU (Neonatal Intensive Unit Care, Red) bagi rumah sakit yang memberikan pelayanan kehamilan dan persalinan,” jelasnya.
Steven mengatakan salah satu penyebab kematian terbesar maternal adalah banyaknya pasien yang tidak layak hamil. Seperti usia yang terlalu muda atau terlalu tua, serta kurangnya gizi yang seharusnya dibutuhkan. Ia berharap ada intervensi dari pihak terkait untuk mengatasi persoalan ini.
“Dibutuhkan pemberian edukasi dan informasi tentang komplikasi kehamilan kepada semua pasien. Semoga ke depannya tidak ada lagi pembatasan atau sekat-sekat terhadap pasien. Kita harus memegang prinsip semua harus dilayani dengan baik, tanpa memandang latar belakang pasien,” ujar Steven.
Berdasarkan ringkasan hasil kajian kasus kematian maternal tahun 2023, salah satu faktor penyumbang kematian disebabkan oleh penyakit yang lambat terdeteksi serta proses rujukan yang lama oleh pihak rumah sakit.
Sementara narasumber lainnya, dr Ery Sri Natalia dalam pemaparannya melakukan sharing terkait sistem rujukan di RSUD IA Moeis. Ia menjelaskan, RSUD IA Moeis telah menggunakan program Sistem Maternal Terintegrasi (SIMANIS) untuk membantu proses rujukan.
“Permasalahan saat ini memang adalah komunikasi. Oleh karena itu, dengan adanya program SIMANIS, diharapkan dapat menjalin komunikasi yang baik antara rumah sakit dan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Red) atau PMB (Praktik Mandiri Bidan, Red),” terang Ery.
Ery menjelaskan ada beberapa program SIMANIS yang dijalankan. Di antaranya Hotline Maternal, WhatsApp Group, Aplikasi Rujukan Maternal, dan Round Table Discussion.
“Dengan adanya program SIMANIS, diharapkan dapat menertibkan sistem rujukan maternal di jejaring faskes, serta mengurangi tingkat keparahan pasien yang akan dirujuk,” pungkasnya. (REL/ARF/HER/KMF-SMR)