TOP NEWS

Top

Rapat Koordinasi Inflasi: Strategi Nasional Pengendalian Harga dan Stabilitas Pangan

Rapat Koordinasi Inflasi: Strategi Nasional Pengendalian Harga dan Stabilitas Pangan

SAMARINDA, KOMINFONEWS – Pemerintah Kota Samarinda mengikuti Rapat Koordinasi Inflasi Rutin Mingguan yang dipimpin langsung oleh Plt. Sekjen Kemendagri RI, Drs. Tomsi Tohir, M.Si. Rapat yang digelar secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting ini diikuti oleh seluruh kepala daerah se-Indonesia dan berbagai instansi terkait. Bertempat di Ruang Sembuyutan Lantai III Balaikota Samarinda, rapat dimulai pukul 09.00 WITA dan dihadiri oleh Kabag Perekonomian, perwakilan dari TNI, Kejaksaan, Bulog, BPS, serta jajaran dinas di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda.

Dalam rapat koordinasi ini, Tomsi Tohir menjelaskan bahwa tujuan utama rapat adalah untuk memonitor perkembangan harga bahan pokok, membahas strategi pengendalian inflasi, dan mengoordinasikan langkah-langkah antisipatif menjelang pergantian tahun.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari tiap instansi memaparkan kondisi terkini di lapangan, melaporkan perkembangan harga minggu keempat Desember 2024, serta memberikan masukan terhadap kebijakan yang perlu diambil untuk menjaga kestabilan harga.


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, memaparkan tinjauan inflasi minggu keempat Desember 2024 berdasarkan data SP2KP hingga 27 Desember 2024.

"Kabupaten Serdang Bedagai di Sumatera mencatat kenaikan IPH sebesar 3,47% (komoditas penyumbang: cabai merah, daging ayam ras, dan beras).

Kabupaten Pamekasan di Jawa mencapai IPH tertinggi, yaitu 4,36% (beras, cabai merah, dan cabai rawit).

Kabupaten Bombana di Sulawesi Tenggara mencatat IPH sebesar 3,11% (daging ayam ras, bawang merah, dan cabai rawit)," ungkapnya.

Selanjutnya, Kadiv Manajemen Mutu Perum Bulog, Yayat Hidayat, menjelaskan langkah Bulog dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Pada 2024, Bulog mencatat penyerapan beras dalam negeri mencapai 1.266.802 ton, tertinggi dalam empat tahun terakhir.

"Saat ini, stok cadangan beras mencapai 2.070.000 ton, tersebar di 1.550 gudang di 500 daerah. Ini bertujuan agar setiap daerah siap melakukan intervensi pasar apabila dibutuhkan," jelasnya.

Menjelang Tahun Baru 2025, Kabareskrim Polri, Komjen Pol. Drs. Wahyu Widada, M.Phil, menyampaikan bahwa stok bahan pokok nasional pasca-Natal dan menjelang Tahun Baru 2025 dalam kondisi aman. Namun, ia mengingatkan agar harga bawang merah, bawang putih, minyak goreng, dan cabai merah diawasi untuk mencegah lonjakan.


Pada penutupan rapat, Drs. Tomsi Tohir menyampaikan beberapa poin penting sebagai kesimpulan rapat :

  1. Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK): Penanganan khusus di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk meminimalkan dampak pada sektor peternakan.
  2. Antisipasi Panen di Tengah Cuaca Ekstrem: Langkah mitigasi diperlukan mengingat curah hujan tinggi diprediksi dalam beberapa bulan mendatang.
  3. Pengawasan Harga Minyak Goreng dan Komoditas Lainnya: Dinas terkait di daerah diminta memeriksa rantai distribusi di tingkat distributor hingga pengecer untuk memastikan harga sesuai aturan.
  4. Kenaikan Harga Bahan Pokok: Kepala daerah diminta berkoordinasi dengan dinas perdagangan antarwilayah untuk mencegah lonjakan harga bahan pokok seperti bawang merah, minyak goreng, dan cabai.
  5. Intervensi Harga Beras: Jika harga beras di daerah tertentu melebihi HET, Bulog akan melakukan intervensi pasar guna menormalkan harga.


Tomsi Tohir menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan daerah untuk menangani tantangan secara efektif. Ia juga meminta kepala daerah untuk tetap memantau kondisi di lapangan serta melaporkan perkembangan pengendalian inflasi dan stabilitas harga bahan pokok secara berkala.

"Mari bersama kita pastikan kebutuhan stok pangan masyarakat tetap tersedia dengan harga yang wajar," ujarnya mengakhiri rapat. (VE/KMF-SMR)