TOP NEWS

Top

83 Hari Pasang Jaring Tangkap, DLH Angkut 19,36 Ton Sampah Sungai

83 Hari Pasang Jaring Tangkap, DLH Angkut 19,36 Ton Sampah Sungai

SAMARINDA. KOMINFONEWS - Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda, Dr H Rusmadi menyebut permasalahan banjir dan sampah merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan. Bahkan sering kali banjir yang terjadi di Kota Samarinda akibat sampah. 

Hal tersebut ia sampaikan saat membuka diskusi penanganan kebersihan Kota Samarinda di Ruang Harvard Lantai III Balai Kota, Jumat (21/5/2021) pagi. Saat ini terang dia, segmen Sungai Karang Mumus (SKM) menjadi salah satu perhatian serius untuk urusan penanganan sampah maupun banjir. Saat ini terang Wawali, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah gencar dengan aksi Gerakan Sungai Karang Mumus Bersih Sampah telah memasang sistem jaring tangkap sampah. 

Ada empat jaring tangkap yang dipasang untuk menjaring sampah. Di antaranya di Jembatan Gang Nibung Jalan Dr Sutomo, Jembatan Baru Jalan KH Agus Salim, Jembatan II di Sungai Dama, serta Jembatan I di Jalan Gurami. 

"Saat ini banjir di Kota Samarinda ini tidak terlepas juga dari urusan sampah. Juga masih ada oknum yang membuang sampah ke sungai dan itu sampahnya ukuran besar  Ada juga berdekatan dengan lingkungan pasar yang membuang bulu ayam, sampai cuci atau membilas tahu dan tempe menggunakan air sungai. Dan ini sudah masuk kategori pencemaran. Makanya saya bersama Pak Wali Kota (Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun, Red) sangat serius menangani masalah sampah ini," ujarnya saat berdiskusi.

Rusmadi juga menegaskan, Gerakan Sungai Karang Mumus Bersih Sampah ini bukan hanya sebatas program 100 hari kerja semata. Namun merupakan pondasi untuk menanamkan budaya tertib mengelola sampah serta mencegah pembuangan sampah ke sungai.

“Kita telah mulai dari memindahkan TPS (Tempat Pembuangan Sementara, Red) yang berada di jalan-jalan protokol. Walaupun menjadi lebih jauh dari tempat tinggal mereka, tapi Pemkot telah mengubah budaya masyarakat untuk tertib dan saling menjaga Kota Tepian. Saat ini kita fokus pada sungai dengan mencoba untuk mencegah, mengelola, serta menangani permasalahan sampah di sungai," terangnya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Nurrahmani mengaku sudah menjalankan beragam metode pengelolaan sampah berskala kecil yang dimulai dari ruang lingkup rumah tangga. Juga normalisasi sungai dengan mengeruk sedimen, membersihkan sampah, hingga memasang jaring tangkap sampah.

“Volume sampah terapung yang tersangkut selama 83 hari adalah 19.362 kilogram atau 19,36 ton. Jambatan Gang Nibung sebanyak 3,75 ton, Jembatan Baru 3,82 ton, Jembatan II 8,27 ton, dan Jembatan I 3,53 ton," jabarnya.

Dari 19.36 ton sampah yang terjaring terang dia, ada 270 kilogram sampah pelastik yang bernilai ekonomis.

“Jadi tim aksi Gerakan Sungai Karang Mumus Bersih Sampah selama 83 hari terakhir ini telah memilah sampah plastik, juga botol minuman yang masih dapat dijual. Hasilnya kita gunakan untuk keperluan atau akomodasi tim penanggulangan sampah," beber Nurrahmani. (FAN/HER/KMF-SMD)