TOP NEWS

Top

Kumpulkan Pimpus se-Samarinda Via Virtual, Jaang Minta Carikan Solusi Bagi Pasien Covid Isolasi Mandiri

Kumpulkan Pimpus se-Samarinda Via Virtual, Jaang Minta Carikan Solusi Bagi Pasien Covid Isolasi Mandiri

SAMARINDA. Walikota Samarinda, Syaharie Jaang menggelar rapat koordinasi bersama pimpinan puskesmas se-Kota Samarinda membahas masalah pasien terkonfirmasi positif Covid-19, Senin (28/09) siang.

 

Rapat yang diadakan secara virtual ini dihadiri juga Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin dan Plt Kepala Dinas Kesehatan, Ismit Kusasih.

 

Mengawali rakor tersebut, Sugeng mengatakan jika lonjakan angka kasus pasien positif dalam 3 hari belakangan ini sangat tidak diduga-duga. Imbasnya, saat ini ada sebanyak 560 pasien positif yang melakukan isolasi secara mandiri. Melihat kondisi tadi, ia berharap tim dari kesehatan bisa mengambil langkah antisipasi terhadap perilaku warga yang merawat dirinya secara mandiri tersebut.

 

“Karena saya dapat laporan dari ibu Camat Sungai Pinang, katanya ada warganya yang terkonfirmasi positif hasil swab tanggal 24 September kemarin, tapi masih keluyuran kemana-mana hingga bertamu ke rumah keluarga dengan keyakinan kalau dia tidak terpapar covid,” celetuk Sugeng.

 

Melihat kejadian tersebut, ia berharap tim gugus tugas di tingkat Kecamatan dan Kelurahan dibantu Puskesmas setempat bisa melakukan screening terhadap pasien yang melakukan isolasi mandiri. Mulai dari tingkat sosialnya hingga perilakunya.

 

“Karena menurut saya ada 2 tipe warga yang melakukan isolasi mandiri ini yaitu tipe bandel, maksudnya pasien ini sudah tahu positif tapi masih melakukan aktifitas di luar rumah, serta tipe kondisi sosial ekonomi, ini lebih kepada pasien yang terpapar covid tapi kondisi rumah yang kecil tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri,” urai Sekda.

 

Jadi kedua tipe pasien tadi menurut Sugeng wajib menjadi perhatian Pemerintah dalam menekan angka penularan Covid-19.

 

Sementara Walikota Samarinda dalam arahannya meminta kepada Dinas Kesehatan untuk membuat kajian ilmiah terkait seberapa urgennya Pemkot untuk melakukan penambahan tempat karantina yang baru, baik dari segi tenaga medis hingga fasilitas yang disiapkan.

 

Sedangkan bagi pasien yang saat ini tengah melakukan karantina mandiri, harapannya puskemas bisa ikut terlibat dalam memberikan treatment kepada pasien tersebut, baik untuk kondisi psikisnya hingga menyuplai vitamin yang wajib dikonsumsi dalam tahap pemulihan.

 

“Begitu pun jika ada staf atau pegawai di puskemas yang terpapar, saya minta datanya langsung dibuka nggak usah ditutup-tutupi lagi, aktifitas pun langsung ditutup 1 hingga 3 hari untuk dilakukan sterilisasi. Karena ini langkah pencegahan dini untuk menekan angka penularan,” pesan Jaang.

 

Sedangkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda ikut menambahkan, jika saat ini masih ada 1000 sample menunggu antri dari laboratorium hasil swab yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Artinya kata dia, penambahan jumlah kasus tadi akan terus bermunculan mengingat sample yang diambil juga dikembangkan hingga ke tim surveilans tingkat kecamatan.

 

“Jadi di bawah komando Camat dan Lurah, serta masyarakat. Jadi porsi hasil sample yang diambil memang lebih dominan sebesar 89 persen dari total jumlah positif setiap harinya, sisanya baru dari rumah sakit, faskes primer dan laboratorium swasta,” kata Ismit.

 

Jadi kata dia wajar jika hingga hari ini banyak ditemukan kasus positif dengan gejala ringan, sehingga penanganannya pun cukup lewat isolasi mandiri.

 

“Boleh diartikan sebenarnya langkah tracing yang kita lakukan sudah benar. Karena semakin banyak ditemukan kasus positif artinya semakin besar peluang kita untuk menekan angka penyebaran Covid-19,” tutupnya. (cha/don/kmf-smd)