TOP NEWS

Top

Bapperida Gelar NGOBRASS Kedua: Dorong Kolaborasi untuk Percepat Penurunan Stunting di Samarinda

Bapperida Gelar NGOBRASS Kedua: Dorong Kolaborasi untuk Percepat Penurunan Stunting di Samarinda

SAMARINDA, KOMINFONEWS - Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bpperida) Kota Samarinda kembali menggelar diskusi "Ngobrol Seputar Stunting" (NGOBRASS) pada Jumat (08/11/2024) di Ruang Integritas Lantai II Inspektorat Kota Samarinda.

Ini merupakan kali kedua pelaksanaan NGOBRASS, setelah pertemuan pertama yang digelar pada 18 Oktober 2024 lalu. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan kelompok organisasi terkait, seperti Kesbangpol, Diskominfo, Dinas Sosial, Disdikbud, Ketapangtani, DP2PA, PUPR, DPPKB, serta perwakilan dari kecamatan dan kelurahan di Samarinda.

Plh Kepala BAPPERIDA, Imam Gunadi, S.STP, turut mendampingi acara yang menghadirkan Ns Eko Deddy Novianto, s.Kep, M.AP sebagai presenter dari BKKBN RI dan Darna, SKM Penyuluh Layanan Keluarga Berencana, sebagai pemateri utama. 

Dalam paparannya, Darna membawakan materi berjudul "Collaborative Governance Dalam Percepatan Penurunan Stunting," yang menekankan pentingnya tata kelola kolaboratif dalam mengatasi stunting di Samarinda.

Menurut Darna, konsep tata kelola kolaboratif (collaborative governance) mendorong sinergi antara berbagai pemangku kepentingan untuk menangani permasalahan publik yang kompleks, seperti stunting. 


"Upaya penurunan stunting telah menjadi perhatian serius pemerintah melalui regulasi, termasuk Perwali No. 45 Tahun 2023 yang mencantumkan asas-asas penurunan stunting di masyarakat," paparnya.

Darna juga menyoroti perlunya pencegahan stunting sejak dini, yaitu sejak tiga bulan sebelum menikah atau bahkan pada fase remaja. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah edukasi bagi calon pengantin yang dilakukan melalui Kantor Urusan Agama (KUA).

Ia juga mengungkapkan fakta di lapangan, di mana kasus stunting lebih tinggi di wilayah dengan kunjungan Posyandu rendah. "Banyak ibu enggan ke posyandu karena jumlah anak yang banyak, dan ini menjadi tantangan tersendiri," tambahnya.

Selain itu, Darna juga mengungkapkan adanya masalah gizi pada anak dan remaja akibat pola makan yang cenderung bergantung pada makanan dan minuman instan. Hal ini berisiko memperparah kondisi gizi masyarakat yang dapat berujung pada kasus stunting.

Acara ini juga menghadirkan beberapa anggota masyarakat penerima bantuan pemerintah dalam penanganan stunting di kota Samarinda. Mereka memberikan testimoni tentang bagaimana perhatian pemerintah dan perkembangan yang baik pada anak mereka yang menderita stunting. 

Melalui diskusi ini, BAPPERIDA Kota Samarinda berharap dapat memperkuat sinergi lintas sektor dalam menanggulangi stunting, memastikan kolaborasi yang solid, serta menciptakan kesadaran bersama di masyarakat terkait pentingnya pencegahan dan penanganan stunting sejak dini. (ASYA/KMF-SMR)