TOP NEWS

Top

Pimpin Apel Pagi, Andi Harun: Berdisiplin, Kita Tidak Boleh Bertoleransi

Pimpin Apel Pagi, Andi Harun: Berdisiplin, Kita Tidak Boleh Bertoleransi

SAMARINDA.KOMINFONEWS – Wali Kota Samarinda Dr Andi Harun kembali memimpin apel pagi di lingkungan Balaikota Samarinda, Senin (25/9/2023). Dalam kesempatan ini, Wali Kota kembali menekankan soal kedisiplinan.

“Bicara tentang disiplin, tidak hanya bicara disiplin waktu, juga disiplin kinerja. Disiplin segala-galanya. Jadi bicara disiplin bukan soal motivasi saja. Motivasi itu, detik ini kita termotivasi baik. Pada detik berikut, bisa jadi motivasi itu hilang. Kalau motivasi itu bisa membuat kita makin berkualitas, makin berkinerja baik, mungkin kalian tinggal buka Youtube. Tonton dan dengarkan para motivator-motivator hebat. Seberapa banyak yang kita dengar dari para motivator ini mampu mempengaruhi kehidupan kita,” tegas Andi Harun dalam arahannya.

Menurutnya, hidup ini bukan sekedar motivasi. “Kesuksesan, keunggulan itu tidak sekedar dari motivasi, tapi disiplin diri. Secara garis besar disiplin itu ada dua, ada yang membuat kita harus disiplin karena memang kita harus menjalankan dan patuh kepada sesuatu yang telah kita sepakati. Misalnya pegawai telah berkontrak ataupun mengangkat sumpah. Terlepas seberapa besar perasaan yang kalian korbankan, terlepas apakah saudara terpaksa atau tidak, kita wajib mendisiplinkan diri. Bisa jadi, kenapa sih kita mesti dipaksa datang jam 8, kenapa disaat kita tidak ada kerjaan di ruang kerja, kita tidak boleh keluar. Padahal tidak ada yang dikerjakan di ruang kerja. Begitulah aturan berdisiplin. Disiplin tidak boleh kita toleransi, terutama pada disiplin diri,” tandasnya.

Ia mewanti-wanti agar jangan sampai mentoleransi sebuah hal yang menganggu kedisiplinan. “Bahkan kita harus mengorbankan diri untuk mencapai kompensasi jangka panjang. Karena sukses tidak datang di akhir, tapi sukses datang sejak kita melangkah di langkah yang pertama,” pesannya lagi.


Oleh sebab itu lanjut Andi Harun kepada seluruh pegawai, termasuk dirinya sendiri dan semuanya, untuk tidak berhenti pada memotivasi diri tapi juga untuk berlatih mendisiplinkan diri. 

“Dalam pengalaman hidup kita sehari-hari, seringkali harus berhadapan dengan disiplin diri. Saya akan berubah, saya akan mulai besok, hari kedua masih, hari ketiga masih, minggu kedua sudah mulai bertoleransi terhadap disiplinnya. Ya aku lakukan, tapi tidak harus satu jam, tidak apa-apa saya kurangi 20 menit. Ini pelajaran bahwa dalam soal berdisiplin kita tidak boleh bertoleransi, terutama pada diri kita agar kita memperoleh konsistensi,” ucap mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim 2 periode ini. 

Menurutnya hanya konsistensi yang mampu menjembatani sampai pada keberhasilan di akhir. Kalau mau berubah, harus berubah dari langkah pertama dan langkah berikutnya agar jangan sampai sedikitpun ditoleransi.

“Orang bijak bilang, orang yang mau berdisiplin adalah justru orang yang merdeka pada akhirnya. Walaupun ia harus menyiksa dirinya,” imbuhnya lagi.

Kemudian dikemukakan pula, diri pernah di jajaran pegawai Pemkot bahwa di Pemkot ini sebenarnya hanya manja. “Sedikit ada masalah, bilang tidak sanggup menghadapinya. Sebenarnya bukan tidak sanggup, hanya manja. Butuh untuk menguatkan diri. Kita harus jadi pertarung dalam menghadapi hidup ini, kita harus menjelmakan diri menjadi tangguh menghadapi semua. Apa yang membuat kita tidak bisa sanggup. Kita itu hanya menghadapi tiga waktu. Dan sering kita berada pada dua masalah besar, pertama kecewa, kedua harapan,” ucapnya. 


Ditegaskannya agar tidak perlu pusing dengan dua masalah besar tadi. Dimana, kecewa adalah masa lalu, harapan adalah masa yang akan datang. Dua-dua waktu ini, sudah tidak berada di diri ini. Yang masa lalu telah berlalu, harapan belum didapati. 

“Kita ada di masa sekarang. Kita mau berlama-lama di waktu yang telah kita lewati, atau mau bermimpi berlama-lama di waktu yang belum tentu kita raih. Lakukan dan manfaatkan terbaik di waktu kita yang ada sekarang,” katanya.  

Namun lanjutnya, banyak orang pada akhirnya kecewa gagal, karena tidak berani mengambil keputusan sekarang. “Ambil keputusan sekarang, walaupun itu menyiksa kita. Atau mungkin berpotensi menyiksa kita. itu yang saya maksud, kita mengorbankan kompensasi jangka pendek, tapi pada akhirnya kita akan sampai pada kompensasi jangka panjang,” ujar Andi Harun.

Ia mengingatkan jangan sampai mengorbankan aset paling besar, yakni disiplin. Oleh karena itu ia meminta untuk belajar dari selain termotivasi tapi bekerja keras untuk mendisiplinkan diri. Terutama pada diri sendiri.

“Jika ada bayangan yang harus anda putuskan hari ini dan mengakhiri semua hal yang bisa membuat kita gagal meraih masa depan. Ambil keputusan sekarang, jangan tunda agar kegagalan di ujung atau diakhir tidak terjadi. Mungkin saat ini kita akan menderita, mungkin saat ini kita akan tersiksa dengan keputusan kita, tapi kita harus ambil keputusan itu, supaya kita bisa sukses di masa depan. Terus menjadi diri kita yang berkontribusi secara positif,” pungkas Andi Harun.(DON/KMF-SMR)