TOP NEWS

Top

Wali Kota Samarinda Tinjau Samarinda Seberang, Mulai Dari Penanganan Banjir, Rencana Peremajaan Gedung Hingga Optimalisasi Aset

Wali Kota Samarinda Tinjau Samarinda Seberang, Mulai Dari Penanganan Banjir, Rencana Peremajaan Gedung Hingga Optimalisasi Aset

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun melakukan peninjauan lapangan di lima titik di daerah Samarinda Seberang, yakni kawasan Jalan Reel Sungai Keledang, Puskesmas Mangkupalas, Gedung Angkasa Biru, Gedung Sekolah Dasar Negeri 005 Samarinda Seberang dan Kantor baru Kelurahan Gunung Panjang, pada Rabu (31/5/2023).

Dikawasan Jalan Reel Sungai Keledang Samarinda Seberang diketahui ketika diguyur hujan deras langsung berdampak banjir. Ketinggian banjir bisa mencapai 40 sentimeter.

Wali Kota mengatakan bahwa pihaknya akan merencanakan pengendalian banjir pada kawasan tersebut.

“Kita sudah meneliti secara teknis, nantinya pengendalian banjir tersebut akan kita alirkan airnya menuju Sungai Mahakam,” ujar Andi harun.


“Saat ini sudah lelang, nanti ini akan dibuat parit yang ditembuskan ke Jalan Bung Tomo. Karena paritnya sangat kecil, ditambah ini jalan Provinsi dan tidak ada parit disini,” tambahnya.

Pelaksanaan pembuatan drainase tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Mingu depan sudah PCM (Pre Construction Meeting) dan dalam dua hari akan melakukan kontrak,” sambung dia.

Kemudian untuk Puskesmas Mangkupalas, Andi Harun mengatakan bahwa Puskesmas tersebut mendapat kesempatan perencanaan rehabilitas pada tahun ini.

“Sebenarnya Puskesmas ini tidak termasuk dalam agenda peninjauan pada hari ini, tapi karena kebetulan lewat jadi saya singgahi. Puskesmas ini juga nantinya akan kita rehabilitasi menjadi lebih baik untuk meningkatkan pelayakan kesehatan,” terang Andi Harun.


Diketahui perencanaan pembangunan rehabilitas tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang dan tahap perencanaanya masuk pada tahun ini (2023).

Rombongan Wali Kota melanjutkan peninjauan ke Gedung Angkasa. Pada kesempatan itu Andi Harun juga menjelaskan bahwa kegiatan ini dalam rangka melakukan perencanaan optimalisasi aset.

Gedung Angkasa sendiri diketahui sejarahnya dibuat sejak tahun 1980 serta memiliki luas lahan 4699 meter persegi

“Ini bangunan dibuat tahun 80-an, aset yang sangat potensial , saya sudah minta kabid Cipta Karya PUPR untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap bangunan ini apakah secara struktur masih layak secara teknikal atau sudah tidak layak,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa akan diadakan rapat lanjutan terkait penggunaan dan optimalisasi aset tersebut. Menurutnya setelah dibuatkan perencanaan lahan akan dimanfaatkan untuk apa, apakah tetap sebagai gedung pertemuan atau dengan sarana prasarana lainnya.


“Nanti kita akan buat perencanaannya di perubahan APBD 2023 ini, atau rekonstruksi fisiknya dari program optimalisasi aset yang akan kita pilih setelah peninjauan ini, akan dibangun pada tahun 2023,” jelas Andi Harun mengakhiri.

Untuk SDN 005 Samarinda Seberang, Andi Harun mengatakan dirinya mendapatkan laporan terkait kondisi bangunan saat ini. Ia juga mengatakan akan memberikan cara alternatif dalam kegiatan belajar mengajar.

Kondisi bangunan tersebut, sambung Andi Harun, dirasa kurang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar para siswa.

“Beberapa hari yang lalu saya mendengar kabar bahwa ada kondisi bangunan sekolah SD mengalami penurunan, keramik lantainya retak, mengingat lantainya labil saya langsung memberi atensi dan hari ini kita lakukan kunjungan supaya kita lihat secara dekat kondisi sekolah ini,” ujarnya.


Ia menjelaskan bahwa terdapat cekungan di bagian tengah bangunan sehingga lantai dasar bangunan sekolah tersebut terlihat tidak kondusif.

Lebih lanjut, Andi Harun mengatakan bahwa kondisi saat ini terdapat juga plafon jebol dan penurunan bangunan di bagian tengah

“Ada penurunan bangunan di bagian tengah, slopnya masih bagus,” sebutnya

Ia membeberkan, pembangunan sekolah ini menggunakan alokasi dana sebesar 1,7 M dan memiliki target penyelesaian secara cepat.

Hal tersebut menurutnya yang menjadi salah satu faktor dimana bangunan tersebut pada akhirnya mengalami penurunan dan kurang kondusif.

“Ini dulu nilainya hanya 1,7 M dan harus selesai dalam bentuk sekolah, artinya kemungkinan besar kedalaman dan pembangunannya kurang, tapi ini masih dugaan sementara dan akan ditindak lanjuti kembali. Oleh sebab itu kita akan lakukan tindakan pengosongan kegiatan belajar mengajar dan mencari alternatif pengganti untuk kegiatan belajar mengajar yang lebih baik, karena ini sifatnya darurat,” pungkasnya. (FER/KMF -SMR)