TOP NEWS

Top

Upayakan Penanganan Radikalisme Dengan Cara Preventif

Upayakan Penanganan Radikalisme Dengan Cara Preventif

SAMARINDA. Menanggapi beberapa isu-isu yang sedang hangat di Tanah Air Korem 091/ASN Samarinda menyelenggarakan kegiatan silaturahmi dengan Pembinaan Komunikasi Sosial (Komsos) bertemakan “Merawat Kebhinekaan Untuk Tangkal Radikalisme/Separatisme Dalam Bingkai NKRI” yang dilaksanakan Senin (21/12) di Aula Wira Yudha Korem 091/ASN.

 

Acara yang dikemas dengan dialog dan diskusi tersebut dihadiri Jajaran Korem 091/ASN, mewakili Polda Kaltim beserta jajarannya, Forkopimda Provinsi Kaltim, Forkopimda Kota Samarinda, tokoh Agama, masyarakat serta undangan terkait lainnya.

 

Asisten I Setda Kota Samarinda Tejo Sutarnoto mewakili Walikota Samarinda Syaharie Jaang mengatakan menangani radikalisme ini memang harus dengan upaya preventif yang dilakukan untuk merawat kebhinekaan melihat dari perkembangan radikalisme dan deradikalisasi wilayah Korem 091 ASN Tahun 2020.

 

 

“Hal ini sangat penting ditangani secara pendekatan preventif karena bila dihadapi dengan menggunakan cara kekerasan dan sebagainya kurang efektif. Jadi upaya preventif itu penting dilakukan, baik oleh pihak Aparat Negara TNI dan Polri, Pemda setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pemuda karena bisa selesai sampai ke akarnya dan dapat diberi pengetahuan yang lebih baik lagi,” katanya.

 

Hal ini lanjutnya bisa dilaksanakan melalui dialog atau pertemuan-pertemuan formal. Bila perlu bisa dilaksanakan dengan suasana gembira tanpa praduga atau curiga.

 

“Berbeda bila dilaksanakan dengan suasana tegang dan sebagainya karena suasana atau opini yang berkembang akan menjadi lain,” jelas Tejo.

 

Jadi harapan Pemkot Samarinda jangan sampai generasi muda sekarang itu nantinya tidak tahu mana itu gangguan baik dari dalam atau luar negeri.

 

“Apalagi sekarang yang sarat dengan teknologi sangat canggih seperti adanya medsos. Oleh sebab itu, sangat penting menanamkan kepada anak muda zaman sekarang dengan wawasan kebangsaan yang luas dan benar. Memang kita akui suasana sekarang dan zaman dulu sangat berbeda, jangan sampai gara-gara medsos kita berkelahi karena beda pendapat lantas diadu domba dengan berita yang tidak benar atau hoax tersebut,” harapnya.

 

Sementara itu salah satu narasumber dari Direktur Intelkam Polda Kaltim Kompol Andre Anas menjelaskan radikalisme bisa timbul karena beberapa faktor seperti ekonomi, politik, sosial, pemikiran, psikologis, pendidikan.

 

“Oleh sebab itu, langkah-langkah menghindari paham radikalisme bisa memperkuat Ideologi Pancasila sebagai ideologi substansional. Selain itu memperdalam pemahaman moderat terhadap ajaran agama yang tidak sempit dan eksklusif, serta kajian yang mendalam terhadap radikalisme dan dampak bahayanya,” beber Andre Anas.

 

Kesimpulannya radikalisme selalu identik dengan teror, kekerasan, ekstriminitas dan intimidasi, sehingga seringkali menimbulkan konsekuensi negatif dengan adanya jatuh korban. Hal tersebut jelas bertentangan dengan prinsip ajaran agama yang damai, serta nilai budaya atau kultur bangsa Indonesia yang santun dan ramah.

 

“Jadi kita harus lakukan tindakan preventif agar paham radikalisme tidak meluas. Karena kalau sudah meluas dan besar akan semakin sulit lagi meredam. Oleh sebab itu, sinergi Pemerintah Daerah setempat, aparat keamanan TNI dan Polri, tokoh agama, masyarakat, serta pemuda dalam pencegahan radikalisme sangat diharapkan,” pungkasnya. (bay/don/kmf-smd)