TOP NEWS

Top

Awal Tahun 2020, TPID Samarinda Atur Strategi Inflasi Lewat Rakor

Awal Tahun 2020, TPID Samarinda Atur Strategi Inflasi Lewat Rakor

SAMARINDA. Memasuki tahun 2020, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kota Samarinda telah membuat langkah strategi terhadap terjadinya gejolak inflasi untuk lima komoditas. Diantaranya adalah cabe rawit merah, cabeh merah kriting, cabe merah besar serta bawah merah dan putih.

 

Walikota Samarinda, Syaharie Jaang saat memimpin rapat koordinasi tim pengendalian inflasi, Jumat (24/1) pagi, di balaikota mengatakan jika strategi pengendalian sebenarnya sudah direncanakan sejak akhir Desember kemarin.

 

Karena kata Jaang memasuki awal tahun biasanya pedagang pasar mempunyai peraturan sendiri untuk menaikan harga komoditi menyesuai moment tertentu misalnya seperti hari besar dan lain sebagainya.

 

“Disini perlunya pemerintah untuk hadir ditengah masyarakat untuk memantau dan melakukan langka agar tak terjadi gejolak harga yang terlalu signifikan sehingga mengakibatkan inflasi,” kata Jaang yang juga Ketua TPID Samarinda.

 

Padahal jelas dia, Pemerintah berani menjamin jika pendistribusi barang pokok dari luar Kaltim selalu lancar kecuali mungkin ombak tinggi.

 

Oleh itu kata dia, pentingnya responsif dan terus berkolaborasi untuk mengatasi beberapa tantangan di tahun 2020 yang mendorong laju inflasi meningkat.

 

“Sebenarnya strategi untuk melakukan kerjasama lintas daerah diawal tahun 2019 kemarin dengan Bantaeng dan Enrekang di Sulawesi Selatan sudah bagus dan sangat membantu terhadap tersedianya stok pangan dengan harga yang stabil sehingga inflasi dapat ditekan,” tutur Jaang.

 

Oleh itu, kembali Jaang mengingatkan pentingnya Pemerintah wajib hadir ditengah masyarakat dalam membantu melakukan intervensi harga apabila terjadi gejolak dipasaran. Mengingat Pemkot Samarinda sendiri sudah belajar dari kasus-kasus sebelumnya seperti saat terjadinya kenaikan dan kelangkaan bawang merah dan putih, Pemkot disini sudah berhasil dengan mendatangkan bawang merah dari luar dan menjualnya kembalinya dengan harga normal di 59 kelurahan.

 

“Begitupun dengan ayam ketika terjadi kenaikan harga di pasaran, kita punya PDPAU yang pengembangan sektor bisnis sudah menuju ke bidang pangan, yakni berjualan ayam beku dengan harga yang lebih murah,”pungkas Jaang.

 

Sementara, Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Kota Samarinda, Ibrahim menambahkan  jika diawal tahun 2020 tepatnya di bulan Januari  ini sudah ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga jelang Imlek contoh seperti bawang merah.

 

Menurut dia pemerintah perlu segera mengevaluasi dan mengambil alih agar tidak tidak gejolak yang panjang.

 

“Semoga melalui 11 kios inflasi  yang kita miliki dan tersebar bisa sedikit membantu  mengantisipasi tingginya harga komoditi bahan pokok, harapan kita kedepan kios bisa juga hadir di setiap kelurahan,”kata Ibrahim.(KMF4)

 

Penulis: Ahmad Haidir —Editor: Doni