TOP NEWS

Top

Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Kemendagri dan Kemenku, Wawali Minta Dinas Ketapang Antisipasi Dampak El Nino

Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Kemendagri dan Kemenku, Wawali Minta Dinas Ketapang Antisipasi Dampak El Nino

SAMARINDA.KOMINFONEWS-Wakil Wali Kota Samarinda Dr Rusmadi bersama pejabat terkait di lingkungan Pemerintah Kota kembali mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah secara virtual bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Keuangan (Menku), Senin (31/7/2023) pagi.

Kegiatan rakor pagi itu juga dirangkai dengan penyerahan secara simbolis insentif fiskal dengan total sebanyak Rp 330 miliar untuk 33 daerah yang berhasil mengendalikan inflasi, sehingga berkontribusi besar terhadap pengendalian inflasi nasional sebesar 3,52% secara tahunan per Juni 2023.

Dari 33 daerah tadi, Kota Samarinda tidak termasuk didalamnya, mengingat Samarinda pada tahun sebelumnya sudah diganjar dana insentif daerah (DID) sebesar Rp300 miliar dari Kementerian Keuangan. Karena selama lima tahun terakhir kota tepian salah satu kota terbaik di wilayah Kalimantan dalam mengendalikan inflasi, dimana sepanjang tahun angka inflasi di Samarinda selalu di bawah angka inflasi nasional.


Dalam arahannya, Mendagri Muhammad Tito Karnavian mengatakan jika untuk 2023 ini telah dilakukan perbaikan skema alokasi insentif fiskal. Dulu namanya dana insentif daerah atau DID, sekarang sesuai Undang-undang HKPD disebut insentif fiskal.

Ia menambahkan insentif ini diberikan untuk meningkatkan partisipasi pemda dalam mengendalikan tingkat inflasi di daerah dan untuk memberi penghargaan kepada daerah yang telah berkinerja baik dalam mengendalikan inflasi di daerah, serta semakin memacu meningkatkan kinerjanya.

Sementara itu, usai mendengarkan arahan dari Mendagri dan Menku selama dua jam tadi, Wawali Rusmadi berpesan kepada OPD terkait untuk bisa mengendalikan angka inflasi supaya tidak terjadi lonjakan di daerah, maka peran pemerintah minta dia, harus bisa menjaga komponen daya beli masyarakat. Karena apabila terjadi tekanan terhadap daya beli masyarakat akibat gejolak harga pangan maka sangat berpotensi memicu kontraksi pertumbuhan ekonomi. 


Begitu pun dengan lahan pertanian yang saat ini tengah masuk musim kemarau, Rusmadi juga mengingatkan kepada Dinas Ketahanan pangan dan pertanian (Ketapang) Samarinda untuk waspada terhadap bahaya kekeringan.

“Samarinda sendiri sudah terdampak, kalau kita lihat sungai karang mumus mulai dangkal atau kering dan kalau berada dilahan pertanian itu tanah-tanahnya mulai retak dan warna padi juga ada bercak coklat panjang pada daunnya, itu artinya kekurangan air,”kata Wawali.

Maka, kemungkinan terjadinya el nino yang dapat menyebabkan musim kemarau  bisa terjadi di kota Tepian. 

Ia berharap Dinas terkait bisa menyiapkan sejumlah langkah antisipasi  untuk meminimalisasi dampak negatif pada lahan pertanian di Samarinda, termasuk diantaranya melakukan normalisasi saluran serta embung-embung di lumbung pangan yang ada. (CHA/KMF-SMR)