TOP NEWS

Top

Rakor Penanganan Covid-19 se-Kaltim, Dinkes Samarinda Sebut 80 Persen Isolasi Mandiri

Rakor Penanganan Covid-19 se-Kaltim, Dinkes Samarinda Sebut 80 Persen Isolasi Mandiri

SAMARINDA. Rapat Koordinasi Penanganan Wabah Covid-19 di wilayah Provinsi Kaltim yang dipimpin Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim M. Sa’bani dilaksanakan melalui video conference via Zoom (26/08) untuk mengetahui kondisi terkini pandemi Covid-19 di Kabupaten/Kota Provinsi Kaltim.


Sa’bani menginstruksikan kepada Pemkot Samarinda untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Samarinda supaya menjalankan Perwalinya.


“Kita akan backup juga kalau ada penambahan tempat karantina di Samarinda. Sebelumnya sudah dipersiapkan juga, tetapi selama Bapelkes itu masih memadai supaya bisa dimaksimalkan dulu,” jelasnya.


Ditambahkan pula bila akan menambah ruang atau kamar, baik di rumah sakit atau pusat karantina sebaiknya SDM nya ditambah karena menyangkut mental dan fisik tenaga kesehatan.


“Kalaupun harus menambah SDM kesehatan alangkah baiknya tenaga puskesmas supaya diberdayakan karena mereka juga ujung tombak di masyarakat. Sedangkan bila ada penumpukan menunggu proses hasil swab supaya bisa dikirim ke Dinkes Provinsi Kaltim supaya hasilnya bisa cepat keluar,” terang Sa’bani.     


 


Sekda Kota Samarinda Sugeng Chairuddin sejatinya mengikuti langsung video konferensi tersebut tetapi diwaktu yang bersamaan harus memimpin rapat, sehingga diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda dr Osa Rafshodia untuk menjelaskan kondisi terkini Pandemi Covid-19 yang berada di wilayah Samarinda.


 


“Awal Juli di Samarinda memang terjadi epidemik kedua, bahkan dua kali lebih tinggi dari epidemik pertama lalu. Yang cukup menghawatirkan adalah tingkat kasus kematian kasus Covid-19 memang meningkat sangat tinggi di gelombang kedua ini hampir rata-rata 3-5 kematian perhari, terutama di akhir bulan Juli dan di awal bulan Agustus,” ungkap Osa.


Diakuinya pula cukup menghawatirkan tingkat kesembuhan cuma 65,2%, cukup banyak pasien Covid-19 yang belum sembuh. Sedangkan komposisi perawatan 80% yang terkonfirmasi masih isolasi mandiri di rumah, 18% perawatan di rumah sakit.


“Dengan 18% tersebut kapasitas kesehatan di Kota Samarinda sudah terisi 92%”, terangnya. Sedangkan upaya yang dilakukan sejak awal Pandemi Covid-19 Maret sampai Agustus setelah membuka pusat karantina di Bapelkes April silam yang awalnya berisi 40 tempat tidur sampai sekarang di persiapkan 80-100 tempat tidur. Kapasitas tracking yang sudah dilakukan mulai Maret sampai Juli meningkat sebesar 5 kali lipat dengan menggunakan teknik swab antigen, teknik IFA antibody dengan melibatkan KKP, faskes swasta, lab swasta.


Dikatakannya Dinkes Kota Samarinda telah mengatur alur rujukan antar rumah sakit se-Kota Samarinda dan saat ini telah menerapkan seluruh rumah sakit merawat pasien Covid-19. Selain itu tambahnya juga mempersiapkan dan menjalankan laboratorium standar BSL-3 di gedung baru Pemerintah Kota Samarinda di Jl Pelita akhir Agustus. Kemudian mempersiapkan fasilitas karantina standar BSL-3 di Sungai Siring dengan APBN 2020, mempersiapkan kapasitas PCR bergerak dan PCR non bergerak dengan kapasitas pemeriksaan sebanyak 500 specimen per hari.


“Peraturan Walikota Samarinda tentang Penerapan Protokol Kesehatan di masyarakat upaya menerapkan bersama satuan tugas Covid-19,” katanya. (bay/don/kmf-smd)