TOP NEWS

Top

Wali Kota Dialog Publik Bahas Penanganan Banjir

Wali Kota Dialog Publik Bahas Penanganan Banjir

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun menjadi narasumber dalam Live Dialog Publik yang digelar oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) Kalimantan Timur (Kaltim) dengan tema Menuju Samarinda Bebas Banjir, Kamis (4/8/2022) sore tadi.

Secara virtual, Andi Harun mengatakan banjir di Kota Samarinda pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya bersumber dari daerah ulu terutama yang sering terdampak yakni Samarinda bagian Utara disusul banjir daerah bagian ilir dan tengah. Menurutnya banjir disebabkan sedimentasi drainase yang cukup parah berupa lumpur dan sumbatan sampah. Dan ada juga banjir yang berasal dari daerah ilir akibat rob sungai karang mumus yang bersumber dari Mahakam.

Keinginan menuntaskan banjir dari segala arah ini sangat kuat, lanjut Andi Harun, tetapi karena keterbasan anggaran, maka banjir tidak dapat dituntaskan dengan cepat.

“APBD Kota Samarinda sangat terbatas, sementara belanja yang harus kita urus ini sangat banyak. Kita harus mengurusi sekolah SD, SMP, Tata Kota, pegawai dan lain sebagainya. Tetapi yang ingin saya sampaikan kepada semua bahwa banjir adalah super prioritas bagi pemerintahan yang saya pimpin saat ini,” ucap Andi Harun.

Upaya sedang dilakukan. Tahun ini dia katakan sudah memulai penataan karang mumus diawali dari segmen Gang Nibung hingga Ruhui Rahayu dan sudah dilakukan pembongkaran tanpa ada protes dari masyarakat setempat. Bahkan Jembatan Gang Nibung juga telah dibongkar. Pembongkaran ini akan dilanjutkan terus pada sisi kanan hingga Jembatan Kehewanan.


Dirinya juga mengatakan telah berkoordinasi dengan Camat dan Lurah serta Ketua Rukun Tetangga (RT) untuk mengangkat sedimentasi drainase yang bersifat sekunder dan saluran drainase lingkungan dengan kegiatan gotong royong. Karena menurutnya tidak semua bisa masuk APBD sehingga langkah tersebut juga dia lakukan dan dianggap sukses.

“Tentu masyarakat bisa menilai bahwa memang mungkin di beberapa titik banjir masih ada, tetapi kecepatan surutnya sangat signifikan. Kecuali di beberapa tempat yang memang kita masukkan proyek strategis seperti yang masyarakat lihat di Simpang Empat Lembuswana. Kita ingin melebarkan drainase tetapi ongkos sosialnya sangat tinggi, sehingga saya mengambil keputusan badan jalan kita bongkar, dan tahun ini tahap terakhir kita membangun drainase di tengah jalan hingga tersambung ke kolam di ujung Vorfoo,” ucapnya.

Begitu juga penanganan pada Simpang Sempaja serta Simpang Tiga Alaya. Menurutnya banjir yang ada di Simpang Tiga Alaya relatif berkurang. Berkurangnya banjir itu akibat dari pembongkaran kurang lebih 40 rumah yang berdiri di sungai mati, sehingga yang sebelumnya air yang tadi tidak langsung ke sungai karang mumus dan terkumpul di Simpang Tiga Alaya, saat ini sudah masuk ke karang mumus.

Pada kesempatan itu, Wali Kota juga memohon maaf kepada para pengguna jalan, karena mengalami kemacetan dibeberapa ruas jalan akibat pembangunan pengendalian banjir. (FER/ASYA/KMF-SMR)