TOP NEWS

Top

Hadirkan Pemateri dari Diskominfo, SMPN 2 Gelar Diskusi P5

Hadirkan Pemateri dari Diskominfo, SMPN 2 Gelar Diskusi P5

SAMARINDA, KOMINFONEWS - Kemajuan teknologi digital termasuk media sosial adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari, padahal banyak dampak negatif yang menyertainya. Oleh karena itu yang harus dilakukan dunia pendidikan bukanlah menjauhkan siswa dari media sosial, tetapi membekali mereka dengan ilmu dan keterampilan agar bisa menggunakannya untuk kebaikan. 

Demikian antara lain yang disampaikan Abdillah Syafei, SAg dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) kota Samarinda, dihadapan para guru dan siswa kelas 7 SMPN 2 Samarinda (Spanda), Selasa (20/09/2022) dalam Diskusi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema "Membuat Konten Bermanfaat Untuk Spandaku".

Dalam kesempatan ini Abdillah mengajak pelajar dan guru agar menjadikan media sosial yang dimiliki sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan dan pelajaran sekolah yang sedang digeluti, dengan begitu konten-konten yang dihasilkan akan menjadi konten positif serta bermanfaat. 

"Kalian sebagai pelajar misalnya, akan lebih bermanfaat jika media sosial yang dimiliki digunakan untuk menampilkan konten yang berhubungan dengan pelajaran yang tengah dipelajari di sekolah," ujar Abdillah memberikan contoh. Akan tidak produktif, bahkan lanjutnya sangat membahayakan jika seorang pelajar yang belum cukup usia dan belum cukup ilmu malah membuat konten tentang politik. 

Kepada para pelajar, Pranata Humas Diskominfo kota Samarinda ini juga memperingatkan akan bahayanya hoax atau berita bohong. 

Menurutnya, dampak negatif hoax itu bukan hanya sekadar salahnya informasi namun juga bisa menimbulkan aneka kerugian besar. Mulai dari fitnah yang berujung pada pembunuhan karakter, kerusuhan berbau sara, kerusakan rumah tangga hinga tersebarnya pengetahuan yang menyesatkan. 


Abdillah yang berlatar pendidikan agama juga menyitir ayat Al Qur'an surat Al Isra ayat 36  yang memperingatkan agar jangan mengikuti sesuatu yang tidak diketahui ilmunya, karena pendengaran, penglihatan, dan hati ini, nanti akan dipertanggungjawabkan. 

"Jadi orang yang menyebarkan hoax itu selain bertanggungjawab di mata  hukum, juga bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala," tegas Abdillah. 

Kepada para pelajar dan para pendidik yang tampak bersemangat mengikuti kegiatan, mantan guru ini berjanji akan mendukung berbagai pegiatan pembinaan yang ada di SMPN 2 Samarinda. Berbagai keterampilan, ujar dia bisa dipelajari oleh para siswa dengan gratis asalkan mereka bersungguh-sungguh. 

Sementara itu ketua Penyelenggara, Nurul Ulfa Apriliani, S.Pd., M.Pd mengungkapkan kegiatan ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan tahun ini di kelas 7. Dalam kurikulum baru ini pembelajaran dikemas dalam bentuk projek yang nantinya akan diterapkan ke siswa. Dengan metode ini diharapkan akan terbangun karakter para siswa tersebut sesuai tema yang diangkat. 

"Ada beberapatahap dalam projek ini, yakni mulai dari tahap pengenalan, tahap kontekstualisasi, tahap aksi, serta tahap refleksi dan tindak lanjut," papar Ulfa. 

Dengan mengacu kepada kepada dimensi Profil Pembelajar Pancasila dan mengangkat tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, projek “Filter Faedah: Konten Berfaedah untuk Spandaku” bertujuan untuk membentuk siswa SMP Negeri 2 Samarinda yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya mengakses dan membuat konten media sosial yang bermanfaat. Tidak hanya bagi dirinya sendiri namun untuk semua orang yang dapat mengakses konten tersebut. 

Siswa akan diajak untuk memulai projek dengan tahap pengenalan. Tahap ini akan membawa siswa untuk mendefinisikan kata ‘faedah’  dan membahas proses filtering atau penyaringan yang terjadi di kepala saat mengakses ke konten media sosial. ini dilakukan agar siswa dapat memahami permainan kata yang digunakan dalam judul projek ini untuk memberikan gambaran mengenai projek yang akan dilakukan. 


Setelah itu, mereka akan diajak untuk eksplorasi isu untuk melihat masalah nyata yang disebabkan konten yang tidak bermanfaat. Siswa juga diajak untuk memahami jenis-jenis konten media sosial beserta tujuan dan dampak yang disebabkan oleh konten-konten tersebut. Tujuannya, agar siswa mampu membuat hubungan untuk menetapkan kriteria konten yang berfaedah dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat konten.

Selanjutnya adalah tahap kontekstualisasi. Siswa diajak untuk menilai kualitas konten sosial media yang digemari teman-teman sekitarnya. Di waktu yang sama, mereka akan mencari tahu konten yang digemari oleh target audience dan mempertimbangkan dampak yang bisa terjadi jika teman-temannya terus melihat konten yang tidak berfaedah. Setelah itu, mereka akan mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk menjawab masalah yang ada. Hal-hal tersebut akan menjadi pertimbangan saat mereka melakukan brainstorm ide untuk konten berfaedah yang bisa mereka buat dan bentuk kampanye yang bisa dilakukan di akhir tahap ini.

Dalam tahap aksi, narasumber ahli akan diundang untuk berkolaborasi dengan siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan spesifik dalam menjalankan action plan yang sudah dibuat. Perayaan dari projek ini dilakukan di tahap refleksi & tindak lanjut. Hasil kerja siswa selama projek ini akan dipublikasikan. Di akhir projek, siswa diajak untuk mengevaluasi aksi yang sudah dilakukan agar dapat membuatnya menjadi lebih berkelanjutan.

Melalui projek ini, siswa diharapkan akan mengembangkan lima dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bergotong Royong, Bernalar Kritis, dan Kreatif beserta sub-elemen yang ditentukan. 

"Kami sangat berterimakasih atas kerjasama dengan Kominfo yang bersedia memberikan pengarahan kepada siswa siswi kelas 7 ini. Kominfo sesuai dengan perannya kami pilih karena selaras dengan tema projek p5 ini," ujar Nurul Ulfa Apriliani, S.Pd., M.Pd. Dia berharap dengan hadirnya Kominfo hari ini memberikan wawasan dan pandangan kepada siswa SMP 2 agar tidak terjerumus dalam berita hoax dan konten yg tidak berfaedah. 

"Kami harap kerjasama dengan Kominfo tidak terputus disini namun dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran lainnya. Karena Kominfo memiliki peran penting yang sudah seharusnya 'akrab' dengan siswa siswi generasi z yang tumbuh dan hidup dengan teknologi." pungkasnya. (DON/KMF-SMR)