29 Agustus 2022
2276
Angkat Cerita 'Mbangun Taman Maerokoco', Wayang Kulit Semalam Suntuk Meriahkan HUT Kelurahan Bukuan

SAMARINDA. KOMINFONEWS – Pertunjukkan wayang kulit ditampilkan pada perayaan Bersih Desa dan Hari Ulang Tahun (HUT) Kelurahan Bukuan ke-61 sekaligus perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 di Halaman Gedung Balai Desa Kelurahan Bukuan, Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Minggu (28/8/2022) tadi malam.
Pertunjukkan wayang kulit tersebut sukses menarik antusiasme warga sekitar, sehingga mereka berbondong-bondong menonton acara kesenian tradisional hingga larut malam.
“Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya untuk semua warga Bukuan yang sudah kompak. Karena kalau tidak kompak tidak akan mungkin pagelaran atau perayaan HUT Kelurahan Bukuan ke-61 bakal meriah seperti ini,” ucap Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi dalam sambutannya.
Dirinya merasa senang dan bangga karena warga Bukuan masih memelihara seni budaya tradisional. Menurutnya ini bukan soal seni budaya Jawa semata, akan tetapi ini seni budaya nusantara yang menjadi kewajiban seluruh warga Indonesia yang mencintai bangsa ini untuk terus memelihara dan melestarikannya.
Oleh karena itu dia berharap kegiatan kebudayaan seperti Reog, Jaranan, Kuda Kepang dan Wayangan agar terus dipertahankan. Sebab menurutnya mencintai budaya itu menunjukkan kemajuan daripada peradaban bangsa.
Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur ini juga menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kota terus berusaha dan bekerja keras membangun Kotanya sampai ke daerah pinggiran dan terus melakukan kegiatan sampai ke tingkat Rukun Tetangga (RT).
“Pemerintah Kota dengan semangat gotong-royong, dan itu ditunjukkan dengan salah satu program unggulan yang kita namakan Pro-Bebaya (Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat), dimana setiap RT diberikan dana sebesar 100 juta rupiah. Ini tidak saja dimanfaatkan untuk membuat kampungnya bersih, perbaikan jalan dan perbaikan saluran drainase, yang jelas melalui Pro-Bebaya keinginan kita kampung itu bersih dan sehat sehingga anak-anak kita bisa tumbuh dan berkembang untuk menjadi anak yang bukan saja cerdas otaknya tetapi juga cerdas sosial dan rohaninya,” tuturnya.
Selain untuk pembangunan infrastruktur, tambahnya, dana Pro-Bebaya tersebut dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi. Jika ada warga yang belum bekerja, maka dana tersebut bisa dialokasikan untuk modal kepada warga yang ingin mencoba usaha.
“Dan jangan lupa, ini juga bisa digunakan untuk membeli baju sekolah anak-anak. Ini juga penting, karena dalam kurikulum merdeka yakni merdeka belajar itu adalah anak-anak kita, sekolah dan guru itu engga boleh dalam suasana tertekan, harus merdeka dan senang. Jangan sampai teman-temannya baju baru sementara ada anak kita yang bajunya lusuh,” ucapnya.
“Jadi intinya semangat gotong-royong dan semangat guyub rukun itu merupakan hal penting dalam kita membangun kampung, Kota dan bangsa ini. Terus berikan yang terbaik bagi kampung kita, bagi Kota Samarinda. Dan semoga negeri ini benar-benar menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, gemah ripah loh jinawi,” tutupnya.
Malam itu, pagelaran wayang yang di dalangi oleh Ki Wahyu Sri Kuncoro dengan lakon Mbangun Taman Maerokoco juga dimeriahkan dengan kehadiran Mbok Ganden dan Gareng dari Jawa Tengah. (FER/ASYA/KMF-SMR)