TOP NEWS

Top

DP2PA Laksanakan OCD Secara Virtual

DP2PA Laksanakan OCD Secara Virtual

SAMARINDA. Rangkaian Hari Anak Internasional (HAI) Tahun 2020, Pemkot Samarinda melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP2PA) Samarinda melaksanakan Kegiatan Sehari Belajar di Luar Kelas atau Outdoor Classroom Day (OCD) secara virtual.

 

Kegiatan yang bertema "Mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA) melalui Kegiatan Sehari Belajar Di Luar Kelas itu dirangkai pula  Pengukuhan Forum Anak periode 2019-2021 di aula rumah jabatan Walikota Samarinda, Kamis (12/11).

 

“Peran orang tua sangat dibutuhkan apalagi di masa pandemi Covid-19. Orang tua dan peran serta Pemerintah diminta lebih kreatif agar anak-anak bisa belajar terus menerus walaupun tidak di sekolah,” ucap Asisten III Setda Samarinda, Ali Fitri Noor membacakan sambutan Walikota Samarinda.

 

Menurut Ali Fitri, tujuannya tak lain adalah untuk mewujudkan institusi pendidikan dasar di Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk belajar.

 

"Bicara soal anak adalah bicara masa depan. Kita harus mengejar kualitas. Caranya kalian semua harus rajin belajar. Belajar tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas agar kalian semua sukses. Karena kunci kesuksesan adalah belajar," kata Ali Fitri.

 

Ali Fitri mengingatkan agar selalu menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan, karena angka kasus Covid-19 di Kota Samarinda masih tinggi dan saat sekolah dibuka, maka resiko penularan akan semakin besar.

 

"Memang anak-anak bisa jenuh apabila belajar di dalam rumah. Silahkan belajar di luar rumah, terpenting selalu patuhi 3M," kata Ali fitri.

 

Sekretaris DP2PA, Deasy Evriyani mengatakan kegiatan sehari belajar diluar kelas merupakan bentuk dukungan pengembangan sekolah ramah anak, serta kota layak anak khususnya di Kota Samarinda.

 

"Sekolah ramah anak merupakan sekolah yang bisa membuat anak nyaman di sekolah. Selain itu anak-anak juga diajarkan cinta terhadap lingkungan. Karena ini masih di masa pandemi, kita tetap belajar melalui virtual," kata Deasy.

 

Deasy menerangkan OCD yang dilaksanakan tersebut menginspirasi pembelajaran di luar kelas.

 

“OCD merupakan kegiatan hasil kerjasama antara Indonesia dengan Inggris yang disepakati pada saat pertemuan Child in The City Conference pada November 2016 di Belgia yang dihadiri oleh Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” jelas Deasy.

 

Belajar di luar kelas lanjutnya merupakan kampanye global untuk menginspirasi aktivitas belajar dan bermain di luar kelas minimal 90 menit setiap hari.

 

“Permainan tradisional menjadi bagian dari kegiatan OCD ini. Bermain merupakan salah satu hak anak. Dengan bermain mampu mengajarkan berbagai keterampilan penting pada kehidupan anak-anak. Mereka akan mampu membangun kerjasama, kreativitas, solidaritas, gotong royong, kemandirian, disiplin, tanggung jawab dan sikap-sikap baik lainnya agar mampu membentuk pribadi yang memiliki integritas,” terangnya.

 

Bermain pun tambahnya menjadikan siswa senang, ceria dan gembira. Dengan demikian dapat meningkatkan semangat dan gairah untuk belajar. (bar/don/kmf-smd)