TOP NEWS

Top

Perkuat Toleransi, Pemkot Bangun Religi Centre

Perkuat Toleransi, Pemkot Bangun Religi Centre

SAMARINDA. Membantu pembangunan sarana dan prasarana rumah ibadah merupakan salah satu bukti Pemerintah perhatian terhadap agama.

Demikian Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Tejo Sutarnoto ketika mewakili Walikota Samarinda membuka Silaturahmi Peningkatan dan Kerukunan Dalam Kehidupan Beragama di aula Rumah Jabatan Walikota, Senin (29/7).

“Tugas tanggungjawab agama tidak hanya tanggungjawab Kementerian Agama, tetapi Pemerintah Daerah juga bertanggungjawab,” tutur Tejo.

Melihat Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam, khususnya di Samarinda, kerukunan antar masyarakat terutama antar umat beragama dan peran Pemerintah Daerah menurut Tejo menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

“Diharapkan Camat dan Lurah dapat mengetahui kondisi lingkungannya, mari membantu mewujudkan kondisi di wilayah masing-masing agar tidak ada perselisihan antar umat beragama di daerahnya. Jangan sampai perbedaan membuat kita tidak harmonis dan Kota kita tidak kondusif,” kata Tejo yang juga sebagai salah satu narasumber pada acara tersebut.

Ia mencontohkan, lahan 6 hektare yang terletak di daerah Lok Bahu akan dijadikan kawasan _religi center_, dimana tempat ibadah 6 agama terkumpul menjadi satu tempat. 

“Inilah salah satu pemersatu kerukunan umat beragama di Kota Samarinda,” tambahnya.

Senada dengan Tejo Sutarnoto, Ketua MUI Kota Samarinda Zaini Naim juga menyampaikan pentingnya toleransi antar umat beragama.

Suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar individu atau kelompok, tidak mencela dan menghina, tidak mengganggu dan melarang agama lain beribadah, termasuk tidak memaksa agama lain untuk menganut agama tertentu dikatakan Zaini juga termasuk bentuk toleransi.

“Hormati dan hargai apa itu perbedaan pendapat, keyakinan dan pemikiran, karena menghormati dan menghargai itu juga termasuk _Sunatullah_. Kita ini makhluk sosial, memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya, hidup di dunia tidak bisa hidup sendiri, perlu kebersamaan, oleh karena itu hargailah dan hormatilah perbedaan,” terang Zaini Naim. (kmf13)

Penulis: Ferdi – Editor: DoniSAMARINDA. Membantu pembangunan sarana dan prasarana rumah ibadah merupakan salah satu bukti Pemerintah perhatian terhadap agama.

Demikian Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Tejo Sutarnoto ketika mewakili Walikota Samarinda membuka Silaturahmi Peningkatan dan Kerukunan Dalam Kehidupan Beragama di aula Rumah Jabatan Walikota, Senin (29/7).

“Tugas tanggungjawab agama tidak hanya tanggungjawab Kementerian Agama, tetapi Pemerintah Daerah juga bertanggungjawab,” tutur Tejo.

Melihat Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam, khususnya di Samarinda, kerukunan antar masyarakat terutama antar umat beragama dan peran Pemerintah Daerah menurut Tejo menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

“Diharapkan Camat dan Lurah dapat mengetahui kondisi lingkungannya, mari membantu mewujudkan kondisi di wilayah masing-masing agar tidak ada perselisihan antar umat beragama di daerahnya. Jangan sampai perbedaan membuat kita tidak harmonis dan Kota kita tidak kondusif,” kata Tejo yang juga sebagai salah satu narasumber pada acara tersebut.

Ia mencontohkan, lahan 6 hektare yang terletak di daerah Lok Bahu akan dijadikan kawasan _religi center_, dimana tempat ibadah 6 agama terkumpul menjadi satu tempat. 

“Inilah salah satu pemersatu kerukunan umat beragama di Kota Samarinda,” tambahnya.

Senada dengan Tejo Sutarnoto, Ketua MUI Kota Samarinda Zaini Naim juga menyampaikan pentingnya toleransi antar umat beragama.

Suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar individu atau kelompok, tidak mencela dan menghina, tidak mengganggu dan melarang agama lain beribadah, termasuk tidak memaksa agama lain untuk menganut agama tertentu dikatakan Zaini juga termasuk bentuk toleransi.

“Hormati dan hargai apa itu perbedaan pendapat, keyakinan dan pemikiran, karena menghormati dan menghargai itu juga termasuk _Sunatullah_. Kita ini makhluk sosial, memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya, hidup di dunia tidak bisa hidup sendiri, perlu kebersamaan, oleh karena itu hargailah dan hormatilah perbedaan,” terang Zaini Naim. (kmf13)

Penulis: Ferdi – Editor: Doni